Suara.com - Kabar duka tengah dirasakan oleh penyanyi sekaligus penulis Dee Lestari. Dee baru saja kehilangan suaminya, Reza Gunawan, yang dikabarkan meninggal dunia.
Kabar duka tersebut tersebar ke publik setelah adanya postingan Dipha Barus di Twitter.
"Thank you mas Reza Gunawan. My guru, my big brother. Rest In Love my Guru," kata Dipha Barus di Twitter, Selasa (6/9/2022).
Keponakan Reza Gunawan juga membalas postingan DJ Dipha Barus. Ia mengatakan, sang paman telah berjuang sampai titik akhir.
Baca Juga: Sang Suami Sakit Stroke, Doanya Guys untuk Dee Lestari dan Keluarga
Sebelumnya, Dee mengunggah di Instagram pribadinya mengenai kondisi Reza pada 2 September 2022. Penulis novel Perahu Kertas itu mengungkapkan kalau suaminya semoat dirawat di rumah sakit selama satu bulan lebih akibat mengalami stroke perdarahan.
"Reza telah dirawat di rumah sakit akibat stroke perdarahan dan kini akan melanjutkan pemulihannya di rumah. Ini akan menjadi perjalanan pemulihan yang panjang. Untuk waktu yang tidak bisa dipastikan, Reza belum bisa praktik, membuka kelas, maupun memenuhi undangan mengajar," tulis Dee.
Ia mengaku sengaja membatasi kabar itu untuk menjaga privasi suaminya selama di rumah sakit. Dee meminta dukungan dari pengikutnya agarbia dan keluarga dapat lebih tenang mengelola berbagai hal yang terjadi itu.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen. Akibatnya terjadi kematian pada sel atau jaringan tubuh.
Stroke perdarahan disebut juga dengan hemoragik. Kondisi itu terjadi akibat pembuluh darah di otak pecah.
Baca Juga: Suami Dewi Lestari Sudah 1 Bulan Dirawat di Rumah Sakit, Ternyata Mengidap Penyakit Ini
Dikutip dari situ Kementerian Kesehatan RI, bila pembuluh darah pecah kemudian darah masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan sel-sel otak mati disebut dengan perdarahan intraserebral. Kondisi itu menyebabkan kerja otak berhenti. Penyebabnya biasanya karena hipertensi.
Sedangkan bila pembuluh darah yang pecah berdekatan dengan permukaan otak dan darah bocor di antara otak juga tulang tengkorak, disebut juga perdarahan subarachnoid. Penyebabnya bisa berbeda-beda, tetapi biasanya karena pecahnya aneurisma.
Gejala paling umum akibat stroke perdarahan seperti, penurunan kesadaran, nyeri kepala hebat, kejang dan muntah tanpa didahului, mual yang terjadi secara mendadak.
Apabila terjadi gejala-gejala itu, penderita harus dibawa segera ke rumah sakit. Jika penderita terlambat mendapat penanganan medis lebih dari 3-4,5 jam, maka gejala-gejala stroke akan bertambah berat.
Namun sayangnya, Kemenkes mecatat bahwa sekitar 80 persen masyarakat Indonesia tidak mengetahui tengah alami gejala penyakit stroke. Akibatnya sering terlambat membawa penderita stroke berobat ke rumah sakit.