Suara.com - Penggunaan inhalasi gas hidrogen nampaknya tengah viral di medis sosial. Tersebar video yang diunggah akun TikTok @rickytanxxx yang menunjukan sejumlah emak-emak sedang mengobrol sambil menghirup gas hidrogen.
Dalam video itu, terlihat emak-emak yang menggunakan tabung seukuran botol minum sedang dihubungkan dengan selang oksigen yang ditempel di hidung. Pada tulisan di dalam video itu tertulis kalau emak-emak itu sedang lakukan inhalasi atau menghirup gas hidrogen.
"Biar makin sehat, guys. Cakep kan warnanya. Sudah tahu air hidrogen belum?" demikian tertulis di dalam video.
Dikatakan pula kalau emak-emak itu tidak sedang sakit. Sehingga penggunaan inhalasi hidrogen tersebut untuk menjaga kesehatan.
Baca Juga: Asyik Senam di Tengah Jalan, Emak-Emak Ras Terkuat Bikin Sopir Truk Harus Ngalah
Menanggapi hal tersebut Ketua Umum Perhimpunam Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K)., berikan pemahaman bahwa penggunaan inhalasi hidrogen sebenarnya belum terbukti bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Riset ilmiah terkait penggunaan hidrogen dengan cara dihirup itu baru dilakukan pada hewan uji coba.
"Kalau pada binatang coba, molekul hidrogen ini kalau diinhalasi atau dihirupkan, dari riset itu dikatakan memang memberikan hasil baik seperti anti inflamasi, anti oksidan. Kemudian juga memiliki efek seperti autofagi. Bahkan juga disinyalir dapat berikan efek protektif terhadap paru," kata dokter Agus kepada suara.com, Selasa (6/8/2022).
"Sayangnya, riset pada manusia tidak ada. Kalau pun ada masih dalam skala kecil. Jadi belum bisa dilihat manfaatnya pada manusia," imbuhnya.
Sehingga, dikatakan oleh dokter Agus bahwa penggunaan hidrogen yang dihirup belum jadi terapi yang terstandart, terutama untuk pengobatan medis di bidang paru.
Baca Juga: Emak-emak Dibuat Pusing, Harga Kebutuhan Pokok di Sumut Naik
Terkait klaim dapat memulihkan tubuh dari berbagai jenis penyakit, dokter Agus menegaskan kalau hal itu juga belum terbukti.
"Kalau sudah ada juga dokter-dokter sudah memasukan pada pedoman. Tapi ini belum ada buktinya," ujarnya.
Untuk bisa dijadikan standar pengobatan medis, perlu ada riset penggunaan hidrogen hirup tersebut pada manusia dalam skala yang besar.
"Sehingga nanti kita bisa tahu, bagaimana dampaknya terhadap kesehatan, bagaimana efek sampingnya yang harus dipahami masyarakat," kata dokter Agus.
Ia juga menyampaikan bahwa hidrogen yang digunakan sebenarnya berupa molekul. Sangat berbeda dengan gas hidrogen yang biasa digunakan untuk mengisi balon.
"Ada banyak bentuk hidrogen. Cuma ada yang mikir kaya hidrogen buat balon, padahal beda. Ada berbagai macam hidrogen yang di lapangan. Dampaknya berbeda-berbeda. Yang sekarang lagi ramai itu molekul hidrogen," jelasnya.