Suara.com - Baru-baru ini, sekitar 11 negara bagian di Amerika Serikat telah mendeteksi 31 anak terinfeksi cacar monyet. Menurut data Departemen Layanan Kesehatan Negara Bagian Texas (DSHS), sekitar 9 kasus anak telah dilaporkan di negara bagian itu.
Secara keseluruhan kasus infeksi monkeypox telah mencapai 18.989 di seluruh Amerika Serikat, dengan kematian satu orang.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan adanya penurunan signifikan dalam kasus global, yakni hampir 21 persen, dengan laporan 5.907 kasus mingguan.
Total kasus cacar monyet di seluruh dunia mencapai lebih dari 50.000, yang tersebar di 100 negara, lapor The Health Site.
Baca Juga: Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Sebut Vaksin Cacar Monyet Tidak Untuk Semua Masyarakat
Di sisi lain, sebagian besar orang yang terinfeksi telah pulih dalam beberapa minggu tanpa menjalani pengobatan apa pun.
Meski begitu, pakar kesehatan tetap mengimbau kepada orang-orang terinfeksi yang mengalami gejala dalam jangka waktu lama untuk memeriksakan diri.
Gejala awal yang umumnya dirasakan adalah demam, menggigil dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah gejala mirip flu itu, akan muncul ruam pada kulit.
Tanda-tanda tersebut dapat dialami orang dewasa maupun anak-anak yang terinfeksi.
Sebelumnya WHO telah memperingatkan bahwa cacar monyet bisa menjadi penyakit parah bila menular ke orang dengan kekebalan lemah, seperti anak kecil, wanita hamil, atau orang dengan penyakit komorbid.
Baca Juga: Ini Alasan Ketua Satgas Monkeypox IDI soal Proses Identifikasi Pasien Cacar Monyet Butuh Waktu Lama
Perlu diingat bahwa virus monkeypox mudah menyebar melalui kontak fisik atau bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi, seperti baju atau seprai yang dipakai penderita cacar monyet.