Suara.com - Tak semua Covid-19 memberi gejala berat. Beberapa pasien ada yang mengalami gejala ringan, atau bahkan tak bergejala sama sekali. Dewan Penasihat Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM mengimbau kepada pasien Covid-19 dengan gejala ringan agar tetap berkonsultasi pada dokter.
Prof. Zubairi mengakui bahwa belakangan ini memang sebagian besar kasus Covid-19 memiliki gejala yang ringan seperti demam, batuk, pilek, bersin, hingga suara serak. Gejala ringan tersebut pun akhirnya diabaikan oleh sebagian masyarakat, lantaran yakin akan sembuh dengan sendirinya.
"Karena enggak merasa kenapa-kenapa cuma suara serak atau batuk, pilek, bersin, sebagian besar merasa itu akan sehat sendiri. Padahal ada beberapa yang tetap memerlukan obat," ujar Prof. Zubairi dalam diskusi media secara daring di Jakarta, Kamis (1/9/2022), seperti dikutip dari Antara.
Menurut Prof. Zubairi, meski bergejala ringan, juga tetap membutuhkan obat seperti Favipiravir, antibiotik, penurun panas serta beberapa obat-obatan lainnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melandai, Pemerintah Berlakukan Prokes Baru untuk Perjalanan Warga
Lebih lanjut, Prof. Zubairi mengatakan hal yang perlu diperhatikan saat menderita Covid-19 adalah selalu memeriksa tanda-tanda vital seperti mengukur saturasi oksigen, tekanan darah hingga nadi.
"Penyakit ini harus tahu saturasi oksigennya. Kalau turun hingga 94 harus segera ke IGD rumah sakit karena potensial berbahaya. Terus misal batuk-batuk, demam, ada pneumonia enggak, kadang-kadang beberapa pasien itu memerlukan concern," katanya.
Prof. Zubairi menegaskan pada dasarnya sakit apapun harus berkonsultasi kepada dokter. Jika sakitnya ringan dan ingin melakukan pengobatan mandiri, jangan pernah mengabaikan gejala-gejala yang muncul.
Beberapa pasien yang merasa sakitnya ringan, ternyata tidak sedikit yang membutuhkan rawat inap, infus obat, suntik vitamin hingga obat antivirus.
"Dua hari belum membaik ya perlu konsultasi ke dokter, perlu banget. Kalau sakitnya agak berat langsung saja konsultasi ke dokter, dokter itu bisa tatap muka atau telemedisin," pungkas Prof. Zubairi.
Baca Juga: Kunjungan Wisman Naik 6.396 Persen Dibanding Setahun Lalu, Tertinggi Sejak Pandemi COVID-19