Dokter Ungkap Tips Paling Mudah Mencegah Serangan Stroke: Kendalikan Hipertensi!

Kamis, 01 September 2022 | 08:10 WIB
Dokter Ungkap Tips Paling Mudah Mencegah Serangan Stroke: Kendalikan Hipertensi!
Ilustrasi stroke (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi termasuk penyakit yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit lain, salah satunya stroke. Sayangnya, hipertensi kerap tidak diketahui karena seringkali tidak menimbulkan gejala.

Akibatnya, seseorang bisa saja terserang stroke tiba-tiba karena tekanan darahnya sudah sangat tinggi dan tidak terkontrol. Itu sebabnya hipertensi sering disebut juga sebagai pembunuh senyap atau silent killer.

“Dari segi beban ekonomi untuk Indonesia, hipertensi merupakan salah satu penyakit katastropik dan menyerap anggaran BPJS yang cukup besar. Menurut data BPJS, pembiayaan hipertensi tahun 2016 meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan 2 tahun sebelumnya," kata Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S., saat webinar, Rabu (31/8/2022).

Penyakit stroke (Shutterstock)
Penyakit stroke (Shutterstock)

Selain itu, secara tidak langsung, hipertensi dan komplikasinya juga menyebabkan turunnya produktivitas seseorang karena morbiditas, disabilitas dan mortalitas yang bisa terjadi pada usia muda.

Baca Juga: Daging Kambing Kerap Dituding Jadi Biang Kerok Hipertensi, Dokter Spesialis Saraf: Perlu Penelitian Lebih Lanjut

Data BPJS Kesehatan, stroke menjadi salah satu yang memakan biaya pengobatan tertinggi, mencapai Rp 2,56 triliun pada 2018. Itu sebabnya, dokter Eka menyampaikan bahwa stroke perlu diperhatikan dengan serius.

Ia mengingatkan, langkah paling awal untuk mencegah stroke paling mudah yakni dengan mengendalikan tekanan darah.

"Selain untuk pencegahan primer stroke, penurunan tekanan darah juga penting mencegah berulangnya stroke. Penurunan tekanan sistolik 10 mmHg akan menurunkan risiko stroke hingga 27 persen dan besarnya penurunan tekanan darah secara linear akan mengurangi risiko stroke berulang,” tutur dokter Eka.

Perlu diketahui pula faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi. Seperti usia, obesitas, makanan yang terlalu banyak mengandung garam dan sedikit kalium, kurang berolahraga, merokok dan konsumsi alkohol, hingga stres. Faktor risiko tersebut mampu membuat tekanan darah tidak stabil, pesan dokter Eka.

Sedangkan terkait pengobatan hipertensi untuk mencegah stroke, selain pencegahan primer, pencegahan sekunder juga tidak kalah penting. Penelitian acak terkendali menunjukkan kalau pengobatan dengan obat anti-hipertensi dapat menurunkan risiko stroke hingga 32 persen.

Baca Juga: Tidak Perlu ke Gym, Beraktivitas Sehari-hari Juga Sudah Bisa Dianggap sebagai Olahraga, lho!

Beberapa golongan obat dimasukkan sebagai lini pertama yaitu golongan Calcium-channel blockers (CCB), Anti Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) atau Angiotensinogen Receptor Blocker (ARB) dan beta blocker.

“Selain efektivitas dan keamanan obat, saat memilih obat juga perlu mempertimbangkan kestabilan dosis obat dalam darah yang dapat mempertahankan tekanan darah dalam 24 jam, sehingga frekuensi pemberian obat bisa dikurangi," pesannya.

Ia menambahkan bahwa obat hipertensi golongan CCB bekerja dengan mengurangi kekakuan dinding pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah arteri melebar. Menurutnya golongan CCB termasuk obat hipertensi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia karena dinilai efektivitas dan aman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI