Penambahan Lemak Perut Meningkatkan Risiko Gagal Jantung, Terutama untuk Orang Asia Tenggara

Kamis, 01 September 2022 | 07:00 WIB
Penambahan Lemak Perut Meningkatkan Risiko Gagal  Jantung, Terutama untuk Orang Asia Tenggara
Lemak Perut. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 430.000 orang oleh peneliti dari Universitas Oxford menunjukkan bahwa kenaikan 2,5 kilogram berat badan dapat meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 11 persen.

Studi yang dipresentasikan pada pertemuan European Society of Cardiology menekankan perlunya untuk mengurangi lemak di perut dibanding menurunkan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Namun, menurut ahli, orang-orang di Asia Tenggara lebih mungkin untuk menambah lemak perut daripada orang Barat.

"Saya selalu memberi contoh ini, jika orang Asia Tenggara dan bule memiliki berat badan yang sama, orang Asia Tenggara akan lebih berisiko terkena penyakit jantung dan gangguan metabolisme karena kecenderungan menumpuk lemak di perut," kata ketua Departemen Kardiologi Klinis dan Pencegahan di Medanta, India, RR Kasliwal.

Baca Juga: Studi Australia: Bayi Lahir Caesar Lebih Berisiko Mengalami Obesitas dan Penyakit Kardiovaskular

Ia menambahkan bahwa lemak berlebih di perut akan menyebabkan resistensi insulin, peradangan, peningkatan lemak trigliserida, sehingga berisiko menyebabkan disfungsi jantung.

Ilustrasi perempuan dengan lingkar pinggang yang besar. (Shutterstock)
Ilustrasi lingkar pinggang yang besar. (Shutterstock)

"IMT dan semuanya baik-baik saja, tetapi orang harus benar-benar fokus pada lingkar pinggang," tambahnya, dikutip The Indian Express.

Tidak hanya konsumsi lemak, tingginya asupan karbohidrat juga akan meningkatkan (lemak) trigliserida.

"Trigliserida adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada dalam tubuh kita. Pola makan kita ternyata tidak hanya membuat rentan terhadap penyakit jantung, tetapi juga stroke,” lanjutnya.

Studi baru-baru yang didanai oleh Dewan Penelitian Medis India menyarankan untuk mengurangi asupan karbohidrat dari 60 hingga 75 persen dari konsumsi energi harian, menjadi 50 hingga 55 persen.

Baca Juga: Bisa Bikin Obesitas Hingga Diabetes, Ini Dampak Negatif Makan Terlalu Cepat

Selain mengurangi karbohidrat, dokter menyarankan untuk berolahraga minumal 150 emnit seminggu untuk menjaga kesehatan jantung.

“Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa berolahraga di akhir pekan, mereka yang menyelesaikan 150 menit selama akhir pekan karena jadwal sibuk seminggu, juga sama-sama sehat," tandas Kasliwal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI