Suara.com - Banyak orangtua di Indonesia belum mengenal berbagai kelainan penis dan saluran kemih, hingga setelah anak lelaki dewasa akhirnya baru diketahui ia mengalami kelainan.
Kondisi ini pernah gempar di Indonesia karena dialami Atlet Nasional Voli Putri, Aprilia Manganang yang ternyata adalah seorang lelaki, dan setelah dilakukan tindakan ia merubah identitasnya menjadi Aprilio Perkasa Manganang.
Spesialis Urologi Eka Hospital Cibubur, dr. Gampo Alam Irdam, Sp.U mengatakan kelainan penis dan saluran kemih pada anak lelaki tidak bisa diabaikan karena akan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
"Kelainan dapat terlihat semenjak lahir atau dapat berkembang seiring waktu. Tak jarang, beberapa kelainan tersebut membutuhkan tindakan pembedahan oleh dokter spesialis urologi guna memperbaiki gejala dan kondisi pasien," ujar dr. Gampo melalui keterangan yang diterima suara.com, Rabu (31/8/2022).
Baca Juga: Hits Health: Mengenal Flu Tomat, Kapan Penis Berhenti Tumbuh
Berikut ini 3 kelainan penis dan saluran kemih yang perlu diwaspadai dan dikenali masyarakat umum menurut dr. Gampo.
1. Hipospadia
Kelainan ini terjadi sejak lahir di mana pembukaan uretra atau lubang kencing terletak di bagian bawah penis.
Gejala yang umumnya terjadi seperti lubang pembukaan uretra yang tidak normal (dapat terletak di dekat kepala penis hingga di bawah buah zakar), penis melengkung ke bawah, dan semprotan urine yang tidak normal pada saat buang air kecil.
Diperlukan tindakan pembedahan guna penanganan dan mengoreksi serta memposisikan kembali lubang uretra ke ujung penis.
Baca Juga: Mungkin Enggak Sih Penis Patah Saat Berhubungan Seksual?
“Pembedahan akan lebih mudah dilakukan bagi penderita dengan usia 6 hingga 18 bulan. Proses pembedahan pada usia dewasa cenderung lebih sulit, dengan kejadian komplikasi yang lebih tinggi dan angka keberhasilan yang lebih rendah,” ujar dr. Gampo.
2. Penyakit Peyronie
Kelainan penis penyakit peyronie juga kerap ditemui, terjadi karena pembentukan jaringan parut di dalam penis yang menyebabkan penis melengkung dan nyeri pada saat ereksi.
Penyebabnya adalah cedera pada penis dan diperparah dengan adanya riwayat keluarga, riwayat merokok, atau penyakit kencing manis.
Gejalanya berupa terabanya jaringan parut atau seperti bekas luka di bawah kulit penis, penis melengkung ke sisi tertentu, gangguan ereksi, pemendekan penis, nyeri, dan perubahan bentuk penis.
Dokter yang berpraktik di Eka Hospital Cibubur ini menambahkan, pada kondisi yang sudah parah, diperlukan pembedahan guna mengurangi kelengkungan penis dengan cara dijahit (plikasi), membuang jaringan parut, atau pemasangan prostesis penis.
Tindakan bedah umumnya dilakukan pada kondisi penyakit yang sudah stabil atau sudah tidak bertambah parah dalam jangka waktu minimal 3 bulan.
3. Kurvatura Penis Kongenital
Kelainan penis ini dalam bahasa medis juga disebut dengan chordee, merupakan kelainan yang umumnya terjadi, yang mana bentuk penis melengkung sejak lahir.
Berbeda dengan Penyakit Peyronie, pada kelainan ini tidak ditemukan adanya jaringan parut, dimana penyebabnya adalah kelainan pembentukan penis pada saat di kandungan.
Pembedahan hanya dilakukan pada kondisi chordee yang cukup parah dengan cara membuat insisi atau penyayatan kulit.dan penjahitan pada sudut yang lebih besar atau hanya penjahitan saja.
Dokter yang aktif memperdalam ilmunya ini menuturkan bahwa kelainan yang terakhir adalah Striktur Uretra kondisi di mana terdapat penyempitan pada saluran uretra akibat pembentukan jaringan parut pada uretra.
Kelainan bisa disebabkan disebabkan oleh riwayat trauma, infeksi, serta tindakan medis yang melibatkan uretra.
“Gejalanya sendiri bisa dari lemahnya aliran urine, aliran urine seperti lidi, tidak lancar dan harus mengedan untuk buang air kecil, hingga infeksi saluran kemih,” tutup dr. Gampo.