Menarik Napas Dalam-Dalam Justru Tidak Baik untuk Stres dan Cemas, Kok Bisa?

Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:30 WIB
Menarik Napas Dalam-Dalam Justru Tidak Baik untuk Stres dan Cemas, Kok Bisa?
Ilustrasi Menarik Napas Dalam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan orang akan mencoba menarik napas dalam-dalam ketika mengalami stres atau cemas. Tapi, seorang ilmuwan mengklaim bahwa cara ini justru salah dan membuat gejalanya lebih buruk.

Ahli saraf dan profesor Stanford, Dr Andrew Huberman menjelaskan menarik napas dalam-dalam melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut bisa meningkatkan detak jantung Anda.

"Jika seseorang stres, mengambil napas dalam-dalam bukan solusi terbaik," kata Dr Andrew dikutip dari The Sun.

Saat Anda mengambil napas dalam-dalam, detak jantung Anda akan meningkat melalui proses yang disebut aritmia sinus pernapasan.

Baca Juga: Virus Monkeypox Bisa Menyebar Walau Orang yang Terinfeksi Tidak Menunjukkan Gejala

Dr Huberman mengatakan cara terbaik dan tercepat mengatasi stres adalah bernapas melalui hidung sebanyak 2 kali.

Ilustrasi stres di tempat kerja (Unsplash.com/Elisa Ventur)
Ilustrasi stres di tempat kerja (Unsplash.com/Elisa Ventur)

Ia menyarankan untuk menarik napas 2 kali melalui hidung kemudian menghembuskan napas panjang melalui hidung.

"Anda bisa melakukan hal ini setiap 1 hingga 3 menit saat tidur," kata Dr Huberman.

Saat seseorang tidak cukup bernapas, kantung kecil di paru-paru yang disebut alveoli runtuh dan rata seperti balon kosong.

Konsekuensinya adalah Anda tidak mendapatkan cukup oksigen di dalam aliran darah. Sebaliknya, karbon dioksida menumpuk dan banyak hal yang bisa terjadi ketika Anda mengalami stres.

Baca Juga: 5 Jenis Yoga yang Bantu Bikin Hubungan Seks Lebih 'Panas'

Dr Huberman mengatakan bahwa menarik napas ganda bisa membantu alveoli untuk mengembang dengan benar. Saat Anda melakukan hal itu, Anda secara alami mengaktifkan sirkuit saraf di otak dan tubuh yang bergeser dari simpatik menjadi parasimpatis.

Sistem saraf simpatis dan parasimpatis membentuk sistem saraf otonom. Sementara, sistem saraf simpatik mengaktifkan respons melawan atau lari, sistem saraf parasimpatis mengembalikan tubuh ke keadaan tenang.

Dr Zac Turner, seorang praktisi medis di Australia, mengatakan untuk meningkatkan pernapasan hidung dan efisiensi paru-paru Anda, cobalah latihan seperti pernapasan lubang hidung alternatif, pernapasan perut, dan Breath of Fire.

"Teknik-teknik ini dapat membantu Anda menguasai pernapasan hidung sekaligus meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi stres," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI