Suara.com - Rasa lapar tidak hanya menyebabkan seseorang mudah tersinggung, tetapi dapat membuat mual. Mengapa reaksi ini terjadi pada mereka saat sangat ingin makan?
Asam klorida dihasilkan perut, sebagai bagian dari proses panjang dalam memecah makanan. Usus menggunakannya sebagai energi dan bahan, lalu akan membuang sisanya.
Ketika tidak makan dalam waktu lama, asam klorida akan menumpuk di perut.
"Ketika (asam klorida) naik ke kerongkongan, itu bisa menyebabkan refluks asam, mulas dan mual," tandas ahli gastroenterologi anak, Lee, dikutip dari Live Science.
Baca Juga: Tasya Kamila Galau Diet di Kehamilan Kedua, Bolehkah Ibu Hamil Diet Menurunkan Berat Badan?
Merasa mual ketika lapar juga berkaitan dengan sinyal tubuh ketika memperingatkan kapan harus makan. Sinyal ini diatur oleh sistem endokrin.
Jadi, perut mengirimkan sinyal ke sistem endokrin yang akan memicu pelepasan hormon, lalu hormon akan memberi tahu otak bahwa tubuh membutuhkan asupan kalori.
Ada banyak hormon yang terlibat, tetapi dua pemain pentingnya adalah ghrelin dan leptin.
"Ghrelin-lah penyebab kelaparan," sambung Lee.
Sementara leptin memiliki efek sebaliknya, yakni melawan ghrelin dengan mengurangi nafsu makan. Kedua interaksi hormon inilah yang menyebabkan naik turunnya nafsu makan.
Baca Juga: Boleh Enggak Sih Perempuan Hamil Mengonsumsi Parasetamol? Begini Penjelasannya
Namun, beberapa orang memiliki kepekaan tinggi terhadap kadar hormon, dan dapat menyebabkan berbagai gejala, salah satunya mual.
Menurut Lee, sensivitas yang ditambah faktor lain bisa membuat beberapa orang mengalami mual ringan ketika merasa sangat lapar.
Gejala mual yang parah dapat mengisyaratkan adanya gangguan.
"Jika sinyal Anda cukup kuat hingga membuat Anda merasa mual atau tidak enak, itu bisa jadi tubuh Anda memberi tahu bahwa Anda perlu diskrining untuk sindrom metabolik," ujar Lee.
Penyakit sindrom metabolik termasuk gula darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, peningkatan tekanan darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung.