Payudara Besar Sebelah Wajar Enggak Sih? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 29 Agustus 2022 | 11:30 WIB
Payudara Besar Sebelah Wajar Enggak Sih? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Ilustrasi pijat payudara (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak perempuan sering mengeluhkan atau sadar bahwa ukuran payudara mereka tidak sama atau besar sebelah. Di masyarakat muncul berbagai spekulasi tentang alasan perbedaan ukuran tersebut.

Lantas, bagaimana penjelasan ilmiahnya? Apakah itu cukup umum? Dilansir dari Healthline, kondisi tersebut juga dikenal dengan asimetri payudara, suatu kondisi ketika satu payudara memiliki ukuran, volume, posisi, atau bentuk yang berbeda dari yang lain.

Asimetri payudara sangat umum dan mempengaruhi lebih dari setengah dari semua perempuan. Ada sejumlah alasan mengapa payudara wanita dapat berubah ukuran atau volume, termasuk trauma, pubertas, dan perubahan hormonal.

Jaringan payudara dapat berubah saat berovulasi, dan seringkali terasa lebih penuh dan sensitif. Biasanya payudara terlihat lebih besar karena sebenarnya tumbuh dari retensi air dan aliran darah. Namun, selama siklus menstruasi Anda, mereka akan kembali ke ukuran normal.

Baca Juga: Alami Migrain Kronis Gegara Ukuran Payudara Besar

Penyebab lain untuk payudara asimetris adalah kondisi yang disebut hipertrofi remaja payudara. Meskipun jarang, ini dapat menyebabkan satu payudara tumbuh secara signifikan lebih besar dari yang lain. Ini dapat diperbaiki dengan operasi, tetapi dapat menyebabkan sejumlah masalah psikologis dan rasa tidak aman.

Asimetri payudara biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika ada variasi besar dalam asimetri atau jika kepadatan payudara Anda tiba-tiba berubah, ini bisa menjadi indikasi kanker.

Penelitian masih dilakukan pada hubungan antara payudara asimetris dan risiko kanker. Beberapa penelitian telah menunjukkan wanita dengan kanker payudara memiliki asimetri payudara yang lebih besar, dikombinasikan dengan faktor risiko lain seperti keturunan dan usia, dibandingkan wanita yang sehat. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI