Studi Australia: Bayi Lahir Caesar Lebih Berisiko Mengalami Obesitas dan Penyakit Kardiovaskular

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 29 Agustus 2022 | 07:45 WIB
Studi Australia: Bayi Lahir Caesar Lebih Berisiko Mengalami Obesitas dan Penyakit Kardiovaskular
Ilustrasi: Operasi Caesar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi dari Australia menyebut melahirkan dengan operasi caesar memberikan risiko masalah kesehatan pada bayi ketika dewasa.

Mengutip Medical Daily, studi yang diterbitkan di Journal of Public Health menyebut anak-anak Australia yang lahir secara caesar berisiko lebih tinggi mengalami obesitas dan penyakit kardiovaskular.

Hasil penelitian ini menyebabkan perdebatan di komunitas medis, mengingat popularitas melahirkan secara caesar tanpa ada indikasi medis, atau hanya berdasarkan permintaan pasien.

ilustrasi bayi baru lahir setelah prosedur caesar. (Unsplash/Marcin Jozwiak)
ilustrasi bayi baru lahir setelah prosedur caesar. (Unsplash/Marcin Jozwiak)

"Prosedur melahirkan secara caesar semakin banyak dilakukan terutama di negara-negara maju. Di Australia contohnya, prevalensinya meningkat dari 18,5 persen pada 1990 menjadi 36 persen pada 2019. Diperkirakan setengah dari bayi yang lahir di Australia dilahirkan secara caesar pada 2045," tutur peneliti Dr. Tahmina Begum dari University of Queensland.

Baca Juga: Roro Fitria Ceritakan Alami Kontraksi 12 Jam Sebelum Bisa Melahirkan Normal

Peneliti menganalisis data 1.874 responden dari Longitudinal Study of Australian Children. Data anak-anak yang lahir secara caesar dikumpulkan dan dibandingkan dengan mereka yang lahir secara normal. Ditemukan bahwa risiko penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke, lebih tinggi pada anak yang lahir caesar.

"Empat dari enam anak yang lahir secara caesar memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Tak hanya itu, melahirkan secara caesar juga membuat anak mengalami obesitas di usia 10-12 tahun," tambah dr. Yaqoot Fatima dari Murtupuni Center for Rural and Remote Health, James Cook University.

Terkait faktor risiko yang ditemukan untuk penyakit kardiovaskular, dr Begum mengatakan hal ini ada hubungannya dengan perubahan sistem bakteri di tubuh bayi. Melahirkan secara caesar membuat bayi tidak terekspos dengan sejumlah bakteri di vagina, yang berhubungan dengan koneksi antara saluran pencernaan dan otak (gut-brain axis).

"Perubahan ekosistem bakteri ini membuat tubuh mengeluarkan sejumlah patogen yang bisa berdampak pada sistem metabolik," terangnya.

Ia juga menyoroti faktor stres yang dialami bayi karena penggunaan obat dan bahan kimia saat melahirkan. Meski begitu, klaim tentang hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Arti Nama Anak Pertama Roro Fitria yang Kental Bahasa Arab

Oleh karena itu dalam kesimpulan penelitiannya, dr Begum dan kawan-kawan meminta para dokter kandungan lebih bijak terkait pelaksanaan operasi caesar. Jika ibu tidak memiliki indikasi medis yang mewajibkannya, maka melahirkan secara alami lewat vagina harus jadi pilihan utama.

"Operasi caesar tanpa indikasi medis memberikan dampak pada kesehatan masyarakat jika semakin sering dilakukan. Bukan hanya kesehatan, dampak yang dirasakan secara finansial juga meningkat ketika dewasa," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI