Suara.com - Cacar monyet sudah menginfeksi sejumlah anak-anak beberapa kota di Amerika, seperti New York City hingga Seattle.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengungkpa bahwa ada kemungkinan cacar monyet berakibat parah pada anak di bawah 8 tahun, terutama pada anak yang penyakit tertentu seperti eksim.
CDC menjelaskan bahwa gejala cacar monyet pada anak-anak mirip dengan tanda yang muncul pada orang dewasa. Umumnya dimulai dari ruam yang mungkin terlihat seperti alergi, atau cacar air.
Menyadur New York Post, ruam akan dengan cepat membentuk lesi dalam dua hingga empat minggu sejak terinfeksi. Setelahnya, menjadi lepuhan, pustula, dan koreng.
Baca Juga: Pria di Italia Terkonfirmasi HIV, Covid-19, dan Monkeypox Sekaligus
Anak-anak yang terinfeksi juga cenderung mengalami demam, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan sakit kepala.
Meski begitu, risiko anak-anak serta remaja tertular virus tetap rendah karena beberapa kasus yang terdeteksi cepat dirawat dan dikarantina.
American Academy of Pediatrics juga mengatakan bahwa infeksi pada anak serta remaja di AS sejauh ini masih ringan.
Apa yang harus dilakukan jika anak terkena cacar monyet?
Bila anak bersentuhan dengan seseorang yang menderita cacar monyet, mereka harus diawasi secara ketat selama 21 hari. Jika gejala muncul, mereka harus mengisolasi diri dari teman sebaya dan memakai masker.
Baca Juga: Waspada Tak Hanya Lewat Monyet, Monkeypox Ditularkan oleh Hewan Pengerat Lain
CDC menyarankan kepada siapa pun, baik anak-anak atau orang dewasa, yang terinfeksi virus monkeypox harus mengisolasi sampai semua keropeng dan ruam hilang.
Itu bisa memakan waktu hingga empat minggu setelah gejala pertama kali dimulai.
Hingga kini, tidak ada kematian terkait cacar monyet pada anak-anak. Namun, penyakit ini bisa menyiksa dan berlanjut selama lebih dari sebulan, sehingga tidak boleh dianggap enteng.