Suara.com - Kasus hukum yang menimpa Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi bisa memengaruhi mental anak-anak mereka, terutama yang masih remaja. Hal itu dikatakan oleh psikolog Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto.
Kata Kak Seto, dua dari empat anak Sambo dan Putri yang masih berusia remaja bisa merasa hilang rasa percaya dirinya akibat pemberitaan terus menerus tentang kedua orangtua mereka.
Diketahui bahwa anak sulung Sambo dan Putri berusia 21 tahun sehingga dianggap telah dewasa. Namun anak bungsu Sambo dan Putri masih berusia 1,5 tahun.
"Ya, tentu berpengaruh pada rasa kepercayaan diri mereka karena menyangkut keluarga. Tentu juga dikait-kaitkan," kata Kak Seto ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Hal yang paling penting anak dihindari betul dari labelisasi sebagai anak penjahat, pembunuh, mohon itu dipisahkan dari media," tambahnya.
Baca Juga: Deretan Jabatan Yang Pernah Diemban Ferdy Sambo Sebelum Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir J
Ia juga berpesan kepada maayarakat agar tidak melakukan perundungan kepada anak-anak itu, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
"Karena anak-anak itu tidak berdosa dan ini murni kasus kedua orang tuanya," ujarnya.
Kepada anak-anak Sambo dan Putri, Kak Seto menyarankan agar sebaiknya mengurangi aktivitas di media sosial. Bila perlu melakukan puasa bermain medsos selama beberapa waktu.
Ia juga berpesan, jika anak-anak Sambo merasa tidak nyaman dengan lingkungan pendidikan saat ini, coba beralih menempuh sekolah informal atau home schooling.
"Itu dimungkinkan sekali tumbuh kembangnya menjadi baik, tidak ketinggalan kurikulum. Karena pelaku home schooling juga sukses-sukses saja."
Baca Juga: Pengunduran Diri Ferdy Sambo Ditolak, Kapolri: Semua Ada Aturannya
"Ada yang sekolah di Harvard, ada yang bisa menjadi artis, olahragawan, pemenang motor cross internasional, ada yang jadi pengusaha coffee shop," tutur Kak Seto.
Perasaan sedih, kecewa, dan marah, bisa jadi juga dirasakan oleh anak-anak Sambo dan Putri. Oleh sebab itu, ia menyampaikan bahwa anak-anak dengan kondisi seperti itu sangat perlu mendapatkan perlindungan dan pendampingan dari orang dewasa.
Kak Seto sendiri telah menyampaikan bersedia berikan perlindungan dan pendampingan untuk anak-anak Sambo dan Putri. Ia juga sudah lakukan pertemuan dengan pihak Polri.
Tetapi, saat ini, mantan ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu belum bertemu secara langsung dengan anak-anak Sambo dan Putri.
Lantaran kasusnya berkaitan dengan keluarga polisi, Kak Seto menyampaikan bahwa yang lebih tahu terkait kondisi psikologis anak-anak itu sebenarnya pihak Polri.
"Kemarin kami diundang oleh Biro Psikologi Polri untuk bertemu, mungkin mendapatkan masukan, sekadar saran. Kemudian saya juga diajak untuk bersama menambah wawasan dari para psikolog Polri itu adalah masalah lain."
"Mungkin karena saya sudah 40 tahun sebagai psikolog juga 52 tahun bergerak di bidang perlindungan anak, mungkin itu yang diharapkan," kata Kak Seto.