Suara.com - Sebuah penelitian pada Kongres European Society of Cardiology (ESC) menemukan sekitar 9 dari 10 orang tidak mendapatkan tidur malam yang baik.
Padahal kurang tidur bisa meningkatkan risiko seseorang terkena masalah kesehatan jangka panjang dan penyakit kardiovaskular.
Studi mengenai hubungan tidur dan penyakit kardiovaskular itu dilakukan oleh tim dari Institut Nasional Penelitian Kesehatan dan Medis Prancis (INSERM) dan telah diterbitkan bersamaan dengan penelitian lain di kongres.
Namun dilansir dari Express, penelitian ini penting karena mengungkapkan seberapa besar dampak buruk tidur pada sebagian besar masyarakat.
Studi tersebut menemukan bahwa tidur malam yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, ketika suplai darah ke otak terputus akibat pembekuan darah.
Kesimpulan mengejutkan dari penelitian ini dicapai setelah analisis terhadap 7.200 peserta yang mengambil bagian dalam Studi Prospektif Paris (PP3) ketiga. Studi observasional ini menilai dampak tidur yang buruk pada tubuh.
Para peserta rata-rata berusia 50 dan 75 tahun yang direkrut selama periode 3 tahun antara 2008 hingga 2011. Rata-rata usia peserta adalah sekitar 59,7 tahun dan 62 persen peserta adalah laki-laki.
Selanjutnya, partisipan diminta untuk mengisi kuesioner mengenai gaya hidup, riwayat pribadi, riwayat kesehatan keluarga dan menjalani pemeriksaan fisik.
Secara keseluruhan, hanya 10 persen peserta yang memiliki skor tertinggi dalam hal tidur. Sementara 8 persen peserta memiliki skor rendah dalam kebiasaan tidur.
Baca Juga: Apa Itu Flu Tomat? Efek Virus Menular Terhadap Anak Dibawah 5 Tahun
Selama 8 tahun berikutnya, 274 dari 7.200 peserta menderita penyakit jantung koroner, bentuk paling umum dari penyakit jantung dan stroke.
Setelah memperhitungkan usia, jenis kelamin, konsumsi alkohol, merokok, pekerjaan, dan parameter kesehatan lainnya termasuk kadar kolesterol, dan adanya diabetes, mereka bisa mengambil kesimpulan.
Tim menemukan bahwa risiko penyakit jantung koroner dan stroke turun 22 persen bila kebiasaan tidur mulai membaik.
Tapi, mereka yang mendapatkan skor tertinggi mengenai kebiasaan tidur lebih kecil risikonya menderita penyakit jantung atau stroke.
Menurut peneliti, jumlah tidur yang optimal itu antara 7 hingga 8 jam setiap malamnya. Dokter Aboubakari Nambiema pun menemukan meningkatkan kualitas tidur terkait dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang lebih rendah.
"Kami juga menemukan bahwa sebagian besar orang mengalami kesulitan tidur. Tapi, kesadaran mengenai pentingnya tidur cukup perlu ditingkatkan karena berkaitan dengan kesehatan jantung," jelasnya.