Peneliti Berhasil Menciptakan Embrio, Sekaligus Otak dan Jantung yang Berdetak

Jum'at, 26 Agustus 2022 | 19:30 WIB
Peneliti Berhasil Menciptakan Embrio, Sekaligus Otak dan Jantung yang Berdetak
Ilustrasi peneliitian (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti di Universitas Cambridge, Inggris, mengembangkan embrio sintetis, lengkap dengan otak serta jantung yang dapat berdetak, tapi mereka baru membuatnya dalam bentuk tikus.

Tidak hanya itu, peneliti juga dapat mengembangkan tulang belakang, usus, dan otot, hingga pada akhirnya tikus hidup.

"Model embrio tikus kami tidak hanya mengembangkan otak, tetapi juga jantung yang berdetak, semua komponen yang membentuk tubuh," kata penulis utama studi, Magdalena Zernicka-Goetz.

Laboratorium Cambridge memulai eksperimen mereka dengan tiga sel punca embrionik primer, menyatukannya hingga dapat membentuk kehidupan.

Baca Juga: Tinggal Suapan Terakhir, Warganet Temukan Benda Mirip Bayi Tikus di Makanan

Setiap dari semua sel, seperti sel hati, sel kulit, sel darah, bermula dari sel punca, tetapi segera berkembang untuk membangun organisme hidup yang lengkap.

Peneliti mengembangkan embrio tikus (Jurnal Nature)
Peneliti mengembangkan embrio tikus (Jurnal Nature)

Karenanya, sel punca embrionik primer sering disebut sel "master", lapor New York Post.

Saat embrio berkembang, beberapa sel punca akan bermanifestasi menjadi organ, tulang, dan jaringan lain.

Ketiga sel punca embrionik tersebut telah menujukkan dasar-dasar perkembangan yang sukses, dengan membentuk otak, jantung, dan kantung kuning tealur.

Tetapi itu tidak bertahan lebih dari 8,5 hari, hanya kurang dari setengah waktu yang dibutuhkan tikus untuk lahir, yakni sekitar 20 hari.

Baca Juga: Akun Instagram Artis Korea Lee Do-Hyun Kena Hack, Unggah Gambar Tikus

Ilmuwan masih jauh dari menciptakan tubuh tikus hidup dan bernapas sepenuhnya di laboratorium.

Jika metode tim Cambridge kemudian terbukti berhasil dengan jaringan manusia, mereka berharap dapat menerapkannya pada pembuatan organ di laboratorium untuk transplantasi.

“Apa yang membuat penelitian kami begitu menarik adalah bahwa pengetahuan ini dapat digunakan untuk menumbuhkan organ sintetis manusia, untuk menyelamatkan nyawa," imbuh Zernicka-Goet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI