Suara.com - Pihak Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung menyebut terdapat sekitar 12.358 orang terinfeksi human immunodeficiency virus atau HIV. Angka tersebut dihimpun dalam kurun waktu per Desember 2021 lalu. Mengejutkannya, sejumlah 414 orang dari keseluruhan angka total tersebut merupakan mahasiswa.
"Kasus positif untuk golongan mahasiswa mencapai 6,97 persen atau setara 414 kasus. Sedangkan untuk golongan ibu rumah tangga mencapai 11,8 persen atau setara 653 kasus," ujar Ketua Sekretariat KPA, Sis Silvia Dewi dikutip dari Ayobandung, jejaring Suara.com, Kamis (25/8/2022).
Puluhan ribu kasus yang ditemukan di Bandung tersebut kembali membuka bahasan terhadap urgensi pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV AIDS. Sayangnya, masih banyak beredar mitos HIV AIDS dan stigma yang disematkan pada pengidapnya.
Melansir dari situs resmi RSJ Menur Jawa Timur dan Healthline, berikut daftar mitos dan stigma HIV/AIDS.
Baca Juga: Menginfeksi Ratusan Mahasiswa Bandung, Ini 3 Mitos HIV yang Masih Dipercaya Masyarakat
Mitos terkait penyakit HIV AIDS dan stigma terhadap pengidapnya
Menurut Mohammad Irsad, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog melalui situs resmi RSJ Menur, masih banyak mitos terkait penyakit HIV AIDS yang salah kaprah.
Berikut adalah beberapa mitos HIV/AIDS yang dihimpun dari penjelasan tersebut.
1. Mengidap HIV berarti menderita AIDS
Mitos ini tidak benar. Faktanya, ada beberapa orang hidup dengan virus HIV selama beberapa tahun dan tidak menderita AIDS karena pengobatan yang membantu agar HIV yang mengidapnya tidak berkembang menjadi penyakit.
Baca Juga: Pria di Italia Terkonfirmasi HIV, Covid-19, dan Monkeypox Sekaligus
2. HIV dapat menular melalui kontak biasa
Masih banyak orang yang salah kaprah memahami bahwa HIV/AIDS dapat ditularkan melalui kontak biasa seperti berpelukan dan memakai alat makan yang sama. Faktanya, HIV hanya dapat menyebar melalui perilaku seks tidak aman, memakai jarum suntik bersama-sama, atau membuat tato pada tubuh dengan alat yang tidak steril
3. Pengidap HIV berumur pendek
Faktanya, beberapa pasien pengidap HIV memiliki kasus yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kekebalan tubuhnya.
4. Anda tahu positif HIV karena merasakan gejalanya
Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, ada pengidap HIV yang merasakan gejala AIDS setelah bertahun-tahun terinfeksi.
5. HIV dapat disembuhkan
Hingga kini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan pengidap HIV/AIDS secara total dan menyeluruh.
6. Seks menjadi aman untuk sesama pengidap HIV
Faktanya, sesama pengidap HIV tetap harus memakai alat kontrasepsi berupa kondom demi mencegah penyakit menular seksual lainnya.
7. Bayi dari ibu yang terinfeksi sudah pasti positif HIV
Faktanya, risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat ditekan dengan cara bimbingan dokter dan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.
8. Infeksi lain terkait dengan HIV tidak dapat dicegah
Adanya penurunan sistem kekebalan tubuh, maka seorang pengidap HIV dapat terinfeksi penyakit lain. Maka, seorang pengidap HIV harus berada dalam pengawasan tim HIV/AIDS dan diberikan obat tertentu.
9. Orang yang dites negatif boleh melakukan seks tanpa pengaman
Selain sembilan mitos di atas, Healthline menjelaskan bahwa masih ada stigma bahwa orang yang dites negatif HIV/AIDS boleh melakukan seks tanpa pengaman. Ini tentunya tidak benar, lantaran masih banyak penyakit menular seksual lainnya yang mengintai. Selain itu, seks dengan kondom sangat dianjurkan agar mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Kontributor : Armand Ilham