Orang yang Mirip Walau Tidak Ada Hubungan Darah Ternyata Punya DNA yang Sama

Rabu, 24 Agustus 2022 | 10:20 WIB
Orang yang Mirip Walau Tidak Ada Hubungan Darah Ternyata Punya DNA yang Sama
DNA yang sama pada orang mirip (Cell Journal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah analisis DNA dari beberapa orang yang tidak saling berhubungan tetapi memiliki wajah mirip telah mengungkap bahwa itu disebabkan oleh varian genetik yang sama.

Dari analisis tersebut, membuktikan bahwa fenomena doppelgänger lebih dari sekadar kebetulan supernatural belaka.

Penulis studi Manel Esteller dari Josep Carreras Leukemia Research Institute di Barcelona, Spanyol, mengatakan bahwa penelitian ini memberikan wawasan baru tentang fenomena kemiripan antar manusia.

Seniman Kanada François Brunelle memulai penelitian serupa pada 1999, ketika ia mulai menemukan dan memotret orang-orang yang mirip di seluruh dunia. Potret-potret inilah yang menjadi pusat temuan Esteller saat ini.

Baca Juga: Studi Inggris: Masalah Pipis Terus atau Inkontinensia Mungkin Disebabkan Faktor Genetik atau Turunan

Esteller merekrut 32 pasangan dan meminta mereka untuk melengkapi kuisioner biometrik serta gaya hidup. Mereka juga mengambil sampel air liur untuk menganalisis DNA.

DNA yang sama pada orang mirip (Cell Journal)
DNA yang sama pada orang mirip (Cell Journal)

Hasil menunjukkan orang yang mirip cenderung memiliki karateristik genetik yang sama, atau genotipe. Sebanyak 9 dari 16 pasangan dengan wajah paling mirip memiliki 19.277 variasi genetik yang sama.

Kesamaan genetik dimanifestasikan dalam lebih banyak cara daripada penampilan, misalnya dalam ciri-ciri fisik, seperti tinggi dan berat badan, beberapa perilaku, atau kebiasaan, juga berkolerasi dengan kemiripan.

Namun, lingkungan masing-masing individu, gaya hidup dan faktor genetik lainnya menyebabkan banyak perbedaan mereka.

“Kami memberikan wawasan unik tentang karakteristik molekuler yang berpotensi memengaruhi konstruksi wajah manusia. Kami menduga determinan yang sama ini berkolerasi dengan atribut fisik dan perilaku yang membentuk manusia," kata Esteller, dikutip New York Post.

Baca Juga: Hotman Paris dan Sang Anak Pernah Sama-Sama Depresi, Benarkah Ini Faktor Genetik?

Para peneliti mengakui adanya kekurangan dalam penelitian ini, termasuk fakta bahwa mayoritas peserta merupakan orang Eropa.

"Hasil ini akan memiliki implikasi di masa depan dalam kedokteran forensik, seperti merekonstruksi wajah penjahat dari DNA-nya, dan dan dalam diagnosis genetik, foto wajah pasien akan memberi petunjuk tentang genom mana yang dia miliki," tandas Esteller.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI