Kurang Aktivitas Fisik seperti Duduk di Depan TV Dapat Memicu Perkembangan Demensia

Selasa, 23 Agustus 2022 | 12:30 WIB
Kurang Aktivitas Fisik seperti Duduk di Depan TV Dapat Memicu Perkembangan Demensia
Ilustrasi menonton TV (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah analisis dari antropolog dari Universitas of Southern California, David Raichlen, menunjukkan bahwa aktivitas santai, seperti duduk-duduk, ternyata punya dampak buruk terhadap otak.

Banyak penelitian menjelaskan bahwa kebiasaan jarang bergerak dapat menyebabkan masalah kesehatan. Kali ini, pakar ingin mengetahui apakah hal itu juga punya efek buruk lain.

Ternyata, analisis terhadap 146.000 lebih data pasien membuktikan bahwa terlalu banyak duduk dapat memicu perkembangan demensia.

Namun dalam laporan Raichlen, juga terdapat satu peringatan, yakni tidak semua aktivitas yang melibatkan duduk berisiko.

Baca Juga: Mitos atau Fakta Anak Menonton TV Bikin Kecerdasan Menurun? Ini Jawabannya!

"Saya rasa orang harus mempertimbangkan untuk mengubah aktivitas di waktu luangnya dengan mengurangi menonton TV dan diganti dengan aktivitas yang lebih mengasah kemampuan kognitif," kata Raichlen, dilansir New York Post.

Ilustrasi orang menonton TV (Shutterstock)
Ilustrasi orang menonton TV (Shutterstock)

Hal yang menurut Raichlen mengasah kemampuan kognitif adalah aktivitas yang berkaitan dengan komputer, seperti menulis email atau bermain game.

Sedangkan duduk lama di depan televisi hanya membuat orang pasif.

Di saat yang sama, dampak negatif dari banyak duduk secara fisiologis adalah hilangnya postur tubuh.

Tetapi Raichlen tetap menyarankan untuk mengurangi bermalas-malasan, dan meningkatkan aktivitas fisik yang banyak menggerakkan tubuh.

Baca Juga: Orang Tua Jangan Lalai, 5 Dampak Negatif Anak Menonton TV

Bahkan, olahraga dan aktivitas fisik ringan sudah dapat mencegah penurunan fungsi otak, yang artinya menghindarkan seseorang dari demensia.

Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menemukan penyebab di balik tren ini, terutama karena jumlah penderita demensia diperkirakan akan meningkat 40% selama 10 tahun ke depan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI