Suara.com - Aurel Hermansyah bagikan kabar kalau suaminya Atta Halilintar tengah dirawat di rumah sakit akibat demam berdarah dengue (DBD). Aurel menyebut Atta kemungkinan harus jalani perawatan di rumah sakit selama satu minggu.
DBD merupakan penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Gigitan nyamuk secara umum memang bisa sebabkan kulit gatal dan bentol-bentol. Tetapi, untuk jenis nyamuk tertentu bisa jadi menyebabkan penyakit tertentu. Salah satunya, nyamuk aedes aegypti yang jadi penyebab DBD.
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, kenali empat fakta mengenai nyamuk aedes aegypti berikut ini.
Baca Juga: Hijab Aurel Hermansyah saat Rawat Atta Halilintar Disorot: Konsep Baju Sama Hijabnya Gimana Sih?
1. Penyebab Utama Demam Dengue
Dalam buku Waspadai Gigitan Nyamuk yang ditulis Agus Susanto dijelaskan bahwa nyamuk aedes aegypti merupakan vektor utama, atau dominan 95 persen, dalam penyebaran demam dengue. Selain demam dengue, nyamuk itu juga merupakan vektor penularan penyakit chikungunya, demam kuning, dan zika.
2. Punya Karakter Khusus
Nyamuk aedes aegypti memiliki ciri-ciri pada badan dan tungkainya terdapat warna belang hitam dan putih. Nyamuk ini menggigit dan mengisap darah manusia sepanjang hari, terutama antara pukul 8.00 hingga 10.00 dan antara pukul 15.00 hingga 17.00. Biasanya, nyamuk jenis ini tidak ditemukan di daerah dengan ketinggian lebih dari seribu meter di atas permukaan laut.
3. Tidak Suka Terbang Jauh
Baca Juga: Atta Halilintar Dirawat di RS Akibat DBD, Sikap Romantis Aurel Tuai Atensi
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), aedes aegypti lebih suka tinggal di dekat dan menggigit manusia. Nyamuk ini hanya akan terbang dalam jarak beberapa blok sehingga korban gigitan nyamuk dapat dipastikan berada di sekitar sarang nyamuk tersebut. Nyamuk ini biasanya hidup di dalam dan di luar ruangan.
4. Lebih Banyak Berkembang Biak Saat Musim Hujan
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular drh. Didik Budijanto, M.Kes., mengatakan bahwa musim hujan identik dengan peningkatan kasus dengue. Hal ini terjadi karena banyaknya habitat baru nyamuk vektor demam dengue di sekitar permukiman penduduk.
Semula kasus dengue banyak terjadi di daerah yang padat penduduk. Tapi sekarang juga sudah mulai bermigrasi ke daerah-daerah yang mungkin ada potensi bagi mereka untuk bisa berkembang biak.