Sindrom Metabolik
Ketika seseorang mengalami resitensi insulin sangat berpengaruh dengan sindrom metabolik, yaitu gangguang pada sistem metabolisme. Kondisi ini juga mendorong berbagai penyakit seperti diabetes, stroke, dan jantung.
Dalam studi pada 9.000 orang usia 40 tahun ke atas, mereka dengan cara makan yang cepat dapat mengembangkan sindrom metabolik dibandingkan dengan kecepatan normal. Secara khusus, pemakan cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Kedua faktor risiko yang membentuk sindrom metabolik pada seseorang.
Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada bagian lambung yang menyebabkan penderita mengalami rasa nyeri. Kondisi ini membuat radang di lapisan perut yang menyebabkan luka atau borok di dalam.
Berdasarkan sebuah penelitian dari Korea, lebih dari 10.000 pasien dengan gastritis menjalani pemeriksaan termasuk endoskopi saluran cerna bagian atas prosedur menggunakan tabung berlampu dengan kamera kecil yang mengalir ke tenggorokan, melalui kerongkongan dan ke dalam.
Dikatakan, mereka yang mengalaminya sendiri kebanyakan karena mengonsumsi makanan dengan cepat.
Tersedak
Risiko instan yang sering dialami akibat mengonsumsi makanan secara cepat yaitu tersedak. Hal ini karena makanan tersebut terhirup saat menarik napas dan menyebabkan gangguan. Kondisi ini sendiri tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, pada beberapa kasus, tercedak dapat menyebabkan kematian. Untuk itu, penting mengunyah makanan secara perlahan saat makan.
Baca Juga: Viral Momen Anak Erick Thohir Makan Telur Gulung Pinggir Jalan, Netizen Soroti Ekspresinya