Suara.com - Sebuah studi baru mengungkapkan pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Alpha, Delta, dan Omicron menghembuskan lebih banyak viral load ke udara, daripada mereka yang terinfeksi varian lain.
Studi ini melihat berapa banyak viral load yang dihembuskan oleh pasien Covid-19 dengan berbagai macam varian.
Para peneliti sedang menyelidiki inhalasi aerosol, yang diakui sebagai cara utama penularan virus corona Covid-19 selama fase pandemi yang berbeda.
Mereka membangun fakta bahwa seleksi alam menyukai varian dengan tingkat pelepasan aerosol virus yang lebih tinggi.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa orang yang tertular virus corona Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi ganda dan vaksin booster juga mengeluarkan virus ke udara.
Studi yang telah dipublikasikan di server pracetak medRxiv ini menunjukkan bahwa pelepasan virus (diukur sebagai salinan RNA) ke dalam aerosol napas yang dihembuskan secara signifikan lebih besar pada pasien yang terinfeksi varian Alpha, Delta, dan Omicron.
"Tiga varian virus corona ini sangat mudah menular secara independen mengembangkan fenotipe pelepasan aerosol virus yang tinggi, menunjukkan evolusi konvergen," kata studi tersebut dikutip dari India Today.
Peneliti tidak mengamati perbedaan yang signifikan secara statistik dalam tingkat pelepasan antara infeksi Alpha, Delta, dan Omicron.
Tim peneliti dari Institute for Applied Environmental Health, University of Maryland School of Public Health menganalisis 93 orang antara pertengahan 2020 dan awal 2022, yang terinfeksi Covid-19. Mereka semua terinfeksi varian yang berbeda, termasuk Alpha, Delta, dan Omicron.
Baca Juga: Mana yang Lebih Disukai Wanita, Durasi Hubungan Seks Singkat atau Lama?
Para peserta disuruh menghadap alat berbentuk kerucut untuk bernyanyi dan berteriak ke dalamnya serta batuk dan bersin selama 30 menit.