Mantan Ketua PB IDI: Pelabelan BPA Kemasan Pangan Bukan Ranah Dokter

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 19 Agustus 2022 | 10:45 WIB
Mantan Ketua PB IDI: Pelabelan BPA Kemasan Pangan Bukan Ranah Dokter
Ilustrasi galon air isi ulang. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pro kontra pelabelan BPA pada kemasan plastik berbahan polikarbonat masih terus bergulir. Belum lama, PB IDI mengeluarkan rilis yang intinya mendukung regulasi pelabelan BPA pada kemasan plastik.

Hal itu mendapat kritik dari Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad. Ia menegaskan bahwa persoalan pelabelan BPA kemasan plastik berbahan polikarbonat bukan merupakan ranah dunia kedokteran.

Menurutnya, hal-hal yang terkait dengan kemasan pangan itu lebih ke ranah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dinas kesehatan (dinkes). Dia mengatakan para dokter pada umumnya hanya melakukan diagnosa penyakit.

Ilustrasi peneliti kesehatan. (Shutterstock)
Ilustrasi peneliti kesehatan. (Shutterstock)

“Kalau soal plastik berbahaya segala macam, itu ranahnya ada di BPOM. Andaikata BPOM tidak bisa menanganinya, itu akan didelegasikan kepada institusi di bawahnya, entah itu dinas kesehatan daerah juga boleh,” ujarnya.
 
Secara spesifik, ia juga mengkritisi rilis yang sempat dikeluarkan oleh PB IDI beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dokter Sebut Belum Ada Bukti BPA Sebabkan Gangguan Janin dan Kanker

“Kalau rilis PB IDI itu harus dikeluarkan Ketua Umum. Nggak bisa rilis itu dikeluarkan sembarangan orang karena menyangkut nama organisasi. Apalagi kalau isu yang dirilis itu merupakan yang sensitif,” tukasnya.
 
Dokter Prijo menyampaikan, saat menjabat sebagai Ketum PB IDI pada periode 2009 – 2012 lalu, dia juga melakukan perlakuan terhadap rilis PB IDI seperti itu.

“Di masa saya sebagai Ketua Umum IDI dulu, kalau hal-hal bersifat sangat krusial dan sensitif, yang bicara keluar itu hanya Ketum. Karena, rilis itu kan nanti akan dipertanggungjawabkan dalam internal,” ucapnya.
 
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP juga mengatakan belum ada bukti air kemasan berbahan polikarbonat menyebabkan penyakit kanker. Menurutnya, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment.

“Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air kemasan itu menyebabkan kanker,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI