6 Fakta Megalomania, Gangguan Jiwa yang Tak Cuma Ditandai dengan Sifat Egosentris

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Jum'at, 19 Agustus 2022 | 07:34 WIB
6 Fakta Megalomania, Gangguan Jiwa yang Tak Cuma Ditandai dengan Sifat Egosentris
Ilustrasi megalomania. (Unsplash/Eddie Jones)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahukah Anda bahwa ada istilah megalomania untuk menggambarkan salah satu gangguan kejiwaan yang dialami seseorang? Istilah ini belakangan muncul di media sosial dan ramai diperbincangkan. Orang dengan megalomania meyakini bahwa dirinya memiliki kebesaran, kekuasaan, atau keagungan.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak beberapa fakta megalomania berikut ini.

1. Merupakan Gangguan Kejiwaan yang Terkait dengan Kekuasaan

Megalomania adalah gangguan yang menyebabkan seseorang memprioritaskan dirinya sendiri dan tidak keberatan untuk mengeliminasi orang lain agar mendapatkan dominasi. Motivasi utamanya adalah mempromosikan diri sebagai pelindung komunitas dan mengarah pada eksploitasi pada komunitas tersebut, sebagai orang paling berwenang di dalamnya.

2. Sulit Berpikir Kritis

Seorang dengan megalomania cenderung memiliki perasaan egosentris yang besar, dan superior. Hal ini menyebabkan adanya kecenderungan melakukan ‘serangan’ pada pihak yang dianggap lawan, sehingga memberikan ketenangan dan dominasi tunggal.

Karena motivasinya demikian, maka kemampuan berpikir kritis menurun, dan orang tersebut cenderung tidak mampu menerima kenyataan dengan baik.

Ilustrasi egois (pixabay)
Ilustrasi megalomania. (pixabay)

3. Bisa Masuk ke Tahap Tidak Masuk Akal

Pernahkah Anda mendengar kasus dimana seseorang mengaku sebagai nabi atau juru selamat? Nah, hal tersebut juga menjadi salah satu tanda seseorang mengalami megalomania. Egosentris yang terlalu besar membuatnya mencapai tahap ini sehingga klaim tidak masuk akal dibuat.

Baca Juga: Tetangga Alami Gangguan Jiwa, Suka Telanjang di Pasar hingga Mencuri, Warga Resah Sampai Tuntut Pemasungan

Pada kondisi lebih ekstrim, penderitanya bahkan menantang secara terbuka pada pemimpin yang sah, dan menyerangnya di ruang publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI