Akhir Tahun 2022, Kemenkes Ungkap Diagnosis dan Riwayat Penyakit Tercacat di Aplikasi PeduliLindungi

Selasa, 16 Agustus 2022 | 17:48 WIB
Akhir Tahun 2022, Kemenkes Ungkap Diagnosis dan Riwayat Penyakit Tercacat di Aplikasi PeduliLindungi
Calon penumpang memindai kode batang dari aplikasi PeduliLindungi sebelum melakukan perjalanan menggunakan KAI Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (6/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan akhir tahun 2022, masyarakat Indonesia sudah bisa melihat dan memantau hasil diagnosis penyakit di rumah sakit dan puskesmas lewat aplikasi PeduliLindungi.

Hal ini diungkap langsung Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji bahwa Indonesia akan mengintegrasikan seluruh layanan kesehatan dalam platform SatuSehat yang baru diluncurkan Kemenkes.

"Jadi rekam medis kita sudah di sana, seperti Covid-19 muncul tesnya, termasuk vaksin anak sudah ada di PeduliLindungi. Nah itu kita akan tambah secara perlahan, seluruh jenis penyakit yang ada di sana," tutup Setiaji dalam acara peluncuran logo baru KlikDokter di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2022).

Fitur PeduliLindungi sudah terintegrasi dengan Aplikasi Traveloka terbaru. Foto: Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi. [Antara]
Fitur PeduliLindungi. Foto: Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi. [Antara]

Menurut Setiaji, untuk hasil diagnosis saat ini masih berlangsung karena masih banyak tantangan yang harus dilakukan rumah sakit dan puskesmas, untuk mengintegrasikan sistem digital internal dengan platform SatuSehat milik pemerintah.

Baca Juga: BGSi, Pendeteksi Potensi Penyakit Masa Depan Resmi Diluncurkan Kemenkes

Apalagi tidak kurang dari 8.000 aplikasi dan sistem digital layanan kesehatan Indonesia yang harus dihubungkan Kemenkes hingga akhir 2022.

"Kendalanya, kan baru 30 persen yang sudah punya sistem di rumah sakit, berarti salah satu target mereka ada digitalisasi di rumah sakit," jelasnya.

Hasilnya masih ada 70 persen rumah sakit dan puskesmas yang belum memiliki sistem digital, sehingga belum semua data layanan kesehatan atau diagnosis bisa dilihat akhir 2022 ini, dan hanya sebagian.

Sisanya kata Setiaji, seperti target Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, semuanya harus terintegrasi di SatuSehat pada akhir 2023 mendatang.

"Digitalisasi ini bukan hanya sistem, tapi juga dokter agar input diagnosisnya ke sistem yang mereka dimiliki," tutup Setiaji.

Baca Juga: Turunkan Stunting di Indonesia, Ini 3 Upaya yang DIlakukan Kementerian Kesehatan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI