Suara.com - Masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, pastinya sudah tidak asing lagi dengan merk bedak bayi Johnson & Johnson.
Merek bedak ini sudah lekat dengan masyaralat, khususnya yang memiliki bayi atau balita. Sebab Johnson & Johnson adalah salah satu produsen bedak bayi berbasis talc yang terkemuka, tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
Namun ada kabar mengejutkan dari Johnson & Johnson. Produsen bedak bayi tersebut menyatakan akan berhenti memproduksi dan menjual bedak bayi pada 2023 mendatang.
Apa yang menyebabkan Johnson & Johnson mengambil keputusan itu? Berikut ulasannya.
1. Menghadapi ribuan tuntutan hukum
Keputusan Johnson & Johnson untuk menghentikan produksi dan penjualan bedak bayi berbasis talc, dilatari dengan adanya 38 ribu tuntutan hukum dari para konsumen dan penyintas kanker.
Mereka mengklaim produk bedak talc yang diproduksi oleh Johnson & Johnson dapat memicu kanker, karena terdapat kontaminasi asbes dan karsinogen di dalamnya.
2. Johnson & Johnson beri bantahan
Menanggapi puluhan ribu tuntutan hukum tersebut, Johnson & Johnson membantah tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa mereka telah melakukan pengujian saitifik selama puluhan tahun.
Baca Juga: Johnson & Johnson Hentikan Penjualan Produk Bedak Bayi, Disebut Ada Kandungan Penyebab Kanker
Hasilnya tidak ditemukan kandungan berbahaya dalam bedak talc produksi mereka. Dengan tegas Johnson & Johnson menyatakan bedak mereka aman untuk digunakan.