Suara.com - Jerawat menjadi permasalahan kulit yang cukup mengganggu, terlebih jerawat tersebut sulit dikendalikan dan sulit diobati selama bertahun-tahun. Biasanya, jerawat yang susah dihilangkan merupakan jerawat hormonal onset dewasa.
Secara umum, jerawat hormonal tersebut terjadi pada wanita yang berusia 20 hingga 30-an. Jerawat hormonal cenderung muncul di sepanjang sepertiga bagian wajah.
Diketahui, jerawat hormonal merupakan jerawat yang berasal dari perubahan hormonal di masa dewasa, mengakibatkan segala macam noda seperti komedo, whiteheads hingga kista yang menyakitkan.
Sementara itu, seperti diketahui bahwa semua jerawat disebabkan oleh hormon sampai batas tertentu. Orang-orang yang mengalami jerawat hormonal pada dasarnya tidak melihat dari aspek usia dan jenis kelamin. Semua orang bisa terkena jerawat hormonal.
Baca Juga: Cara Mencerahkan Kulit Wajah dengan Buah Apel, No. 2 Bisa Mengurangi Jerawat
Biasanya, istilah jerawat hormonal sendiri mengacu pada peradangan jerawat dewasa yang muncul atau bahkan memburuk pada wanita dewasa yang berusia sekitar 20 tahun dan 50 tahun. Jerawat dewasa jauh lebih umum daripada yang diperkirakan.
Menyadur dari Goodhousekeeping, faktanya, 54 persen wanita dewasa dan 40 persen pria dewasa menderita jerawat. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki jerawat di masa remajanya.
Terdapat dua tanda yang memungkinkan seseorang terkena jerawat hormonal, yaitu jerawat yang memburuk di sekitar siklus menstruasi dan cenderung muncul di rahang, dagu, dan pipi bagian bawah. Namun, tidak semua jerawat hormonal terlihat sama.
Kedua yaitu jerawat hormonal yang sering muncul sebagai jerawat kistik merah yang lebih dalam di bagian bawah wajah di sepanjang garis rahang. Hal tersebut bisa ditandai dengan komedo putih dan komedo hitam.
Lantas, apa sebenarnya penyebab dari jerawat hormonal tersebut?
Baca Juga: Tiga Penyebab Beruntusan di Dahi, Kenali Segera
Jerawat hormonal adalah jerawat yang terjadi pada saat kadar hormon seseorang berfluktuasi. Fluktuasi estrogen, progesteron, dan testosteron kebanyakan selama siklus menstruasi, kehamilan, hingga menopause, akan menyebabkan jerawat bermunculan.
Perubahan hormonal tersebut menyebabkan tubuh memproduksi sebum secara berlebih hingga menyumbat pori-pori dan kemudian menyebabkan peradangan, perubahan aktivitas sel kulit dan kolonisasi bakteri di folikel rambut.
Fluktuasi hormonal yang menyebabkan jerawat hormonal dapat dipicu oleh:
- Perubahan hormonal: menstruasi, kehamilan, menopause, PCOS.
- Gaya hidup: stres, kecemasan, diet, kurang tidur.
- Obat-obatan: menghentikan pengendalian kelahiran, suplemen tertentu, terapi testosteron, steroid.
Siklus breakout biasanya hanya akan berlangsung dua hingga tiga minggu. Namun, seseorang bisa saja menghadapi jerawat hormonal selama bertahun tahun terutama selama usia 20-an dan 30-an dan kemudian memasuki masa menopause.
Cara Mengobati dan Mencegah Jerawat Hormonal
Terdapat beberapa pilihan perawatan berbeda yang bisa membantu menghilangkan jerawat hormonal. Namun, tetap saja lebih baik melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter kulit tentang cara yang tepat untuk mengatasi jerawat, terlebih jerawat kistik dan meradang.
Beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengobati jerawat hormonal.
1. Memulai rutinitas perawatan kulit yang konsisten
Kulit yang bersih merupakan kulit yang mendapatkan perawatan dengan baik, oleh karenanya, perlu dilakukan rutinitas perawatan kulit yang konsisten dan berkelanjutan.
2. Mencoba resep retinoid
Retinoid merupakan pemain kunci dalam setiap perawatan kulit terutama jerawat, Krim retinol bisa mengatur pengelupasan kulit, mengecilkan pori-pori, dan mengontrol minyak yang semuanya akan berdampak positif pada jerawat.
3. Mencoba resep obat oral
Jika perawatan OTC atau resep topikal tidak berhasil, maka perlu melakukan diskusi dengan dokter kulit mengenai obat-obatan oral. Terutama jika memiliki jerawat kistik yang lebih dalam dan menyakitkan, topikal mungkin perlu dilengkapi dengan obat oral.
4. Memperhatikan vitamin atau suplemen
Jika tidak merasa nyaman untuk mencoba obat resep, terdapat beberapa vitamin dan suplemen yang berpotensi membantu mengobati jerawat hormonal. Pertama: Nicotinamide, suatu bentuk vitamin B3 yang dapat membantu jerawat karena efek anti-inflamasinya. Dalam penelitian, suplemen vitamin B3 topikal dan oral telah terbukti memperbaiki jerawat.
5. Sesuaikan pola makan
Faktor terbesar penyebab jerawat orang dewasa adalah hormon, stres, dan diet. Makanan dengan indeks glikemik tinggi – yaitu makanan yang memiliki kandungan gula atau pati yang tinggi – meningkatkan kadar gula darah yang memicu peradangan dan produksi minyak.
6. Mengurangi Stes
Lakukan hal-hal yang bisa mengurangi stres seperti yoga atau meditasi. Pastikan tubuh mendapatkan jumlah tidur yang tepat setiap malam.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa