Hindari Hubungan Seks Anal, Ini Lho Risikonya bagi Para Wanita!

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 20:30 WIB
Hindari Hubungan Seks Anal, Ini Lho Risikonya bagi Para Wanita!
Hubungan Seks (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semua jenis hubungan seks pasti memiliki risiko, termasuk penyakit menular seksual. Tapi, seks anal mungkin akan membawa risiko yang lebih besar.

Seks anal adalah hubungan seks yang dilakukan dengan cara penetrasi anus dengan penis, jari, mainan seks atau seks oral, seperti menggunakan lidah untuk merangsang anus.

NHS mengatakan bahwa jenis hubungan seks ini memiliki risiko penyebaran infeksi yang lebih tinggi daripada banyak tindakan lainnya.

Karena lapisan anus tipis dan mudah rusak, ini membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi menular seksual.

Baca Juga: Terdeteksi di Limbah Kota New York, Penyebaran Virus Polio Mulai Marak di Amerika

Dua ahli bedah, Tabitha Gana dan Lesley Hunt mengatakan bahwa wanita memiliki risiko lebih besar terkena infeksi menular seksual dan penyakit akibat seks anal.

Berdasarkan jurnal di British Medical Journal (BMJ), peneliti menemukan hubungan seks anal ini sudah mulai meningkat.

Ilustrasi berhubungan seks, bercinta, masalah seksual (Unsplash/We-Vibe WOW Tech)
Ilustrasi berhubungan seks, bercinta, masalah seksual (Unsplash/We-Vibe WOW Tech)

Mereka pun menemukan banyak wanita mengalami rasa sakit, pendarahan dan infeksi menular seksual akibat seks anal tersebut.

Seharusnya kondisi ini bisa dicegah, jika dokter tidak segan membahas risiko hubungan seks anal.

"Hubungan seks anal ini dianggap sebagai perilaku seksual berisiko karena hubungannya dengan alkohol, penggunaan narkoba dan banyak pasangan seks," jela peneliti dikutip dari The Sun.

Baca Juga: Benarkah Efektivitas Kondom Cegah Penularan Cacar Monyet? Ini Kata Dokter Boyke

Peningkatan tingkat inkontinensia feses dan cedera sfingter anal telah dilaporkan pada wanita yang melakukan hubungan seks anal.

Wanita berisiko lebih tinggi mengalami inkontinensia daripada pria, karena anatomi mereka yang berbeda dan efek hormon, kehamilan dan persalinan di dasar panggul.

Wanita memiliki sfingter anal yang kurang kuat dan tekanan saluran anus yang lebih rendah daripada pria. Jadi, kerusakan akibat penetrasi anal sangat berisiko.

Rasa sakit dan pendarahan yang dilaporkan wanita setelah seks anal merupakan indikasi trauma dan risiko dapat meningkat jika seks anal dipaksakan," jelasnya.

Survei Nasional Sikap Seksual baru-baru ini menunjukkan bahwa hubungan seks anal heteroseksual di antara anak berusia 16 hingga 24 tahun meningkat dari 12,5 persen menjadi 28,5 persen selama beberapa dekade terakhir di Inggris.

Mereka juga menyoroti kurangnya informasi mengenai risiko berhubungan seks anal oleh para dokter turut berperan dalam peningkatan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI