Suara.com - Peningkatan kasus Covid-19 di China membuat pemerintah waspada dan bergegas memberlakukan pembatasan sosial.
Salah satunya adalah Pemerintah Kota Yiwu, Provinsi Zhejiang, China, memutuskan untuk menerapkan lockdown selama tiga hari mulai Kamis (11/8) karena lonjakan kasus COVID-19.
Pusat grosir terbesar di dunia yang ada di kota itu ditutup, begitu pula permukiman dan transportasi publik.
Warga setempat diminta tinggal di rumah dan kebutuhan sehari-hari mereka akan diantarkan sampai di depan pintu.
Kecuali pusat pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, semua fasilitas publik ditutup sementara.
Perusahaan-perusahaan yang ada di kota itu boleh menerapkan sistem lingkaran tertutup (close loop) agar bisa beroperasi, tetapi jika tidak mampu menerapkannya mereka harus menghentikan seluruh kegiatan usaha.
Beberapa sekolah dan universitas juga diperintahkan meniadakan kegiatan belajar-mengajar tatap muka di kelas. Stasiun kereta api Yiwu juga menghentikan penjualan tiket mulai Jumat.
Wabah COVID-19 di kota itu sangat parah. Sejak Selasa (2/8), kasus positif COVID-19 meningkat drastis hingga mencapai angka 476.
Otoritas kesehatan setempat, Jumat, mengidentifikasi wabah COVID-19 di Yiwu dipicu oleh varian Omicron BA.5.2 yang penularannya sangat cepat.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 12 Agustus: Positif 2.858, Sembuh 2.555, Meninggal 2
Yiwu, kota berpenduduk 1,8 juta jiwa sekitar 300 kilometer dari kota kosmopolitan Shanghai, dikenal sebagai pasar grosir komoditas terbesar di dunia.