Suara.com - Fakta baru cacar monyet diungkap pakar infeksi, bahwa cacar monyet tetap bisa menular meski pasien belum mengeluarkan lesi kulit atau luka cacar monyet.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Penyakit Infeksi, dr. Robert Sinto Sp.PD mengatakan fakta ini terungkap berdasarkan temuan ada 26 persen pasien cacar monyet yang tidak merasa sudah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
Sehingga meski belum mengeluarkan lesi kulit atau ruam cacar monyet dan hanya sebatas demam dan sakit kepala, orang tersebut sudah bisa menularkan virus.
"Baru ketika muncul keluhan awal, gejala awal seperti demam, sakit kepala, yang bersangkutan sudah mulai potensial sebagai penular, tidak menunggu lesi kulitnya muncul," ujar dr. Robert dalam acara diskusi Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Baca Juga: Curhat Pasien Cacar Monyet : Begitu Menyiksa
Namun dr. Robert menegaskan bahwa tidak semua orang yang melakukan kontak dengan pasien cacar monyet, langsung dilakukan isolasi atau karantina.
Kondisi ini berbeda dengan Covid-19, dimana siapapun yang melakukan kontak dengan pasien terinfeksi harus diisolasi atau karantina mandiri.
"Pasien yang kontak dengan seseorang yang terbukti monkeypox, tidak semerta merta kita isolasi sampai yang bersangkutan menunjukan gejala awal," jelasnya.
Adapun cacar monyet sendiri terdiri dari 2 fase, pertama fase inkubasi yaitu kondisi saat seseorang terinfeksi tapi belum menunjukan gejala penyakit sedikitpun.
"Periode inkubasi ini umumnya butuh waktu hingga 3 minggu setelah melakukan kontak sampai akhirnya menunjukan gejala," jelas dr. Robert.
Baca Juga: Survei Amerika Serikat Ungkap 99 Persen Kasus Cacar Monyet Menyerang Lelaki
Selanjutnya fase keluhan gejala awal berupa demam, sakit kepala hebat, lemas parah, sakit punggung, yang akhirnya memicu pembengkakan kelenjar getah bening.