Suara.com - Ilmuwan di China mengidentifikasi virus baru, Langya henipavirus (LayV). Diduga virus zoonosis ini sudah menginfeksi 35 orang di provinsi Shandong dan Henan, China.
Meski sudah menginfeksi puluhan orang, para ahli menyarankan untuk tidak panik terlebih dahulu.
Menurut dokter penyakit menular Monica Gandhi yang mengutip informasi tersedia hingga kini, risiko virus bisa menular ke antar manusia sangat rendah.
Sebab, ilmuwan belum menemukan adanya penularan dari manusia ke manusia. Selain itu, sampai saat ini belum ada korban meninggal akibat LayV.
Baca Juga: Apakah Virus Langya Berbahaya? Ini Penjelasan Soal Virus Baru dari China
"Orang-orang tidak perlu takut tentang penyebaran ini," kata Gandhi, yang merupaka profesor kedokteran di University of California di San Francisco, dilansir Insider.
Ia melanjutkan, "Saya pikir semua orang sangat waspada terhadap virus baru, tetapi saya pikir (virus) ini akan menjadi ancaman besar."
Virus Langya terkait dengan virus Nipah dan Hendra, tetapi secara genetik berbeda. Meski kedua virus dapat menyebabkan infeksi fatal, orang yang tekena LayV mengalami gejala lebih ringan.
Orang pertama yang terinfeksi virus LayV merupakan seorang wanita dari provinsi Shandong pada akhir 2018.
Pasien bekerja sebagai petani dengan riwayat paparan hewan, sehingga ilmuwan mencurigai sang wanita terinfeksi dari hewan inang.
Baca Juga: Apa Itu Virus Langya? Ketahui Gejalanya Mulai dari Demam hingga Nyeri Otot
Hasil pengujian mengungkap bahwa LayV belum pernah menginfeksi manusia hingga kini dan diduga berasal dari tikus.
Gejala yang dialami berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, batuk, dan mual. Sebanyak 34 orang lainnya juga melaporkan gejala serupa dan dinyatakan positif LayV antara Desember 2018 hingga Mei 2021.