Suara.com - Pemberian ASI selama dua tahun terbukti dapat memberikan banyak manfaat untuk anak. Namun tidak jarang ada kasus di mana ibu menyusui anak hingga lebih dari dua tahun. Pertanyaannya, apakah hal itu normal?
Dikatakan dr. Caroline Mulawi Sp.A, menyusui lebih dari dua tahun bisa disebut tidak normal jika berat badan anak tidak meningkat.
"Artinya, jika anak yang menyusu lebih dari 2 tahun mengalami kekurangan gizi, maka ini tidak normal dan tidak boleh dilanjutkan,” jelasnya dalam acara Instagram Live Teman Parenting beberapa waktu lalu.
Namun jika ibu dan anak nyaman melakukan proses menyusui hingga lebih dari dua tahun, dan berat badan anak bertambah sesuai kurva pertumbuhan, maka menyusui lebih dari dua tahun masih bisa dilakukan.
Baca Juga: Heboh Emak-emak Menyusui Seekor Anak Sapi
"Namun tetap, IDAI menganjurkan penyapihan sudah dimulai di usia satu hingga dua tahun,” jelasnya.
ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan yang dibutuhkan bayi hingga mereka berusia enam bulan. Namun, setelah enam bulan, bayi mengalami peningkatan kebutuhan nutrisi dan energi.
Setelah bayi berusia enam bulan, ASI sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, sehingga mereka membutuhkan makanan pendamping selain ASI atau MPASI.
Sementara itu, kasus menyusui lebih dari dua tahun juga bisa masuk kategori normal dan tidak normal. Kondisi tidak normal terjadi jika berat badan anak tidak meningkat karena hanya mendapat ASI.
"Artinya, jika anak yang menyusu lebih dari 2 tahun mengalami kekurangan gizi, maka ini tidak normal dan tidak boleh dilanjutkan," jelasnya lagi.
Baca Juga: Video Viral Emak-emak Menyusui Anak Sapi karena Induknya Mati
Namun jika ibu dan anak nyaman melakukan proses menyusui hingga lebih dari dua tahun, dan berat badan anak bertambah sesuai kurva pertumbuhan, maka menyusui lebih dari dua tahun masih bisa dilakukan.