Suara.com - China melaporkan peningkatan kasus Covid-19 secara bertahap dalam beberapa hari terakhir. Apakah tanda adanya gelombang baru pandemi?
Mengutip ANTARA, sebanyak 2.166 kasus baru virus corona ditemukan di China daratan pada 10 Agustus, 700 di antaranya bergejala dan 1.466 nirgejala, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada Kamis.
Angka itu naik dibandingkan dengan 1.094 kasus baru sehari sebelumnya, yang mencakup 444 dengan gejala dan 650 infeksi tanpa gejala, yang dihitung secara terpisah oleh China.
Tidak ada kematian baru sehingga jumlah kematian nasional akibat COVID tetap di angka 5.226.
Baca Juga: Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim Bertambah 25 Orang, Zona Kuning Jadi 7 Wilayah
Pada 10 Agustus, China daratan telah mengonfirmasi 232.809 kasus dengan gejala.
Ibu kota China, Beijing, melaporkan dua kasus yang dikonfirmasi sementara kota pusat keuangan, Shanghai, melaporkan nol kasus baru, menurut data pemerintah setempat.
Pusat teknologi Shenzhen, wilayah selatan China, juga tidak mencatat infeksi baru.
Sanya, kota yang menjadi tujuan liburan di ujung selatan pulau Hainan dan sedang berjuang melawan wabah, melaporkan 1.690 kasus bergejala dan 1.504 tanpa gejala dari 1 Agustus hingga 10 Agustus.
Update Covid-19 Global
Baca Juga: Dihantam Gelombang Baru Pandemi, Jepang Laporkan Lebih dari 250.000 Kasus Covid-19 dalam Sehari
Berdasarkan data Worldometers Kamis (11/8/2022) pagi, hingga saat ini total kasus Covid 19 sendiri tercatat sebanyak 591,7 juta. Sementara itu, dalam satu hari kemarin, tercatat kenaikan kasus sebanyak 587 ribu dengan angka tertinggi pada negara Jepang yaitu 196 ribu.
Di samping itu, total angka kematian hingga saat ini telah mencapai angka 6,4 juta. Dalam satu hari kemarin sendiri tercatat kematian sebanyak 1.596. Untuk jumlah pasien yang telah sembuh tercatat 563,7 juta dan 873 ribu dalam satu hari kemarin.
Hingga saat ini kasus aktif tercatat 21,6 juta. Berbagai negara di belahan dunia juga masih mengupayakan untuk mengendalikan situasi yang ada, terutama kenaikan kasus akibat subvarian Omicron BA.5.
Rupanya, subvarian Omicron BA.5 ini sendiri juga menyebabkan gejala yang dirasakan pada malam hari. Melansir laman Independent, Ahli Imunologi dari Trinity College Dublin, Profesor Luke O'Neill mengungkapkan subvarian baru ini sering menyebabkan gejala pada malam hari.
Subvarian baru ini juga dinilai berbeda dengan jenis yang lainnya. Bahkan, subvarian BA.5 ini juga bisa menginfeksi orang yang baru saja sembuh setelah terinfeksi Covid dalam waktu singkat. Profesor O’Neill sendiri mengungkapkan, gejala tambahan yang timbul sendiri yaitu munculnya keringat pada malam hari.