Gejala Infeksi Langya, Virus Baru yang Ditemukan di China

Kamis, 11 Agustus 2022 | 17:45 WIB
Gejala Infeksi Langya, Virus Baru yang Ditemukan di China
Ilustrasi virus Langya. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit infeksi virus baru kembali ditemukan di China. Kali ini disebut dengan Langya Henipavirus atau LayV.

Setidaknya 35 orang di provinsi Shandong dan Henan, dilaporkan terinfeksi virus tersebut dan telah tertulis dalam jurnal New England Journal of Medicine (NEJM), berjudul A Zoonotic Henipavirus.

Para peneliti yang memantau infeksi virus itu menemukan bahwa gejala LayV tampaknya memiliki kesamaan dengan flu seperti demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, kehilangan nafsu makan dan mual.

Sebanyak 26 dari 35 pasien dikatakan hanya terinfeksi LayV, artinya tidak ada patogen lain.

Baca Juga: Apa Itu Virus Langya? Ketahui Gejalanya Mulai dari Demam hingga Nyeri Otot

"Dan 26 pasien itu mengalami demam (100 persen), kelelahan (54 persen), batuk (50 persen), anoreksia (50 persen), mialgia (46 persen), mual (38 persen), sakit kepala (35 persen) , dan muntah (35 persen), disertai kelainan trombositopenia (35 persen), leukopenia (54 persen), serta gangguan fungsi hati (35 persen), dan ginjal (8 persen)," tulis peneliti.

Pasien LayV yang terinfeksi dilaporkan memiliki riwayat paparan hewan baru-baru ini di China Timur, menurut ringkasan penelitian.

Pakar medis mendeteksi virus baru melalui sampel usap tenggorokan, yang ditempatkan di bawah analisis metagenomik dan isolasi virus selanjutnya.

Genom LayV dilaporkan terdiri dari 18.402 nukleotida dan memiliki organisasi genom yang identik dengan henipavirus lain dalam keluarga Paramyxoviridae, yang juga dikenal sebagai keluarga virus RNA untai tunggal.

Henipavirus dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit fatal, menurut para peneliti di studi NEJM. Virus tersebut biasanya ditemukan pada kelelawar, tikus juga hewan pengerat lainnya.

Baca Juga: Fakta Virus Langya, Termasuk Golongan Virus Nipah yang Mematikan

Sejauh ini, belum ada penularan LayV dari manusia ke manusia dan pasien tidak melakukan kontak dekat.

"Infeksi pada populasi manusia mungkin sporadis. Pelacakan kontak dari 9 pasien dengan 15 anggota keluarga kontak dekat mengungkapkan tidak ada transmisi LayV kontak dekat. Tetapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari manusia ke manusia untuk LayV," kata para ilmuwan, dikutip dari Fox.

Studi tersebut mencatat bahwa penilaian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat apakah LayV berpotensi sebabkan reaksi silang dengan virus Mojiang, merupakan henipavirus lain yang dapat menyebabkan pneumonia mematikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI