Suara.com - Baru-baru ini nama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau Untirta ramai menjadi perbincangan warganet. Nama universitas trending setelah ramai isu adanya tindakan ospek kampus berlebihan yang dilakukan para senior.
Hal ini lantas ramai setelah viralnya tangkapan layar cuitan akun twitter @aimenasalma pada Rabu (10/8/2022). Dalam tangkapan layar tersebut, terlihat cuitannya yang menceritakan adiknya mengalami ospek yang cukup parah.
Pemilik akun tersebut menulis, para mahasiswa baru dilarang untuk minum dari pagi hingga sore. Tidak hanya itu, mereka juga hanya diizinkan minum pada satu botol yang sama di tengah wabah pandemi yang sedang melanda.
"JUJUR Untirta parah banget ospeknya, belum ospek padahal baru TM. Adek gue bilang shalat bener-bener diburu-buruin, gaboleh minum dari pagi sampe sore."
"Yang bawain minum mentor kelompoknya DAN itupun satu botol diminum ramean. At least mikir lah sekarang masih ada covid, cacar monyet," tulis lanjutan pemilik akun @aimenasalma.
Berdasarkan cuitan lanjutan, kejadian tersebut menyebabkan adiknya mengalami sakit hingga harus dilarikan ke IGD. Bahkan, adiknya juga sempat mengalami pelecehan secara verbal oleh seniornya.
"Katingnya ada yang ngelecehin secara verbal sampe bilang semacam "ngapain sih dek, takut belang ya? Ngapain pake make up? mau godain dosen?" Gila aja adek gue digituin," ujarnya.
Cuitan itu lantas membuat warganet menjadi geram. Sementara itu, pelecehan verbal bukanlah suatu hal yang bisa dianggap remeh bahkan bisa mengganggu kesehatan mental seseorang.
Melansir laman Healthyplace, berikut terdapat beberapa dampak dari pelecehan verbal pada seseorang.
Baca Juga: Sering Operasi, Publik Bingung dengan Duit yang Dimiliki Lucinta Luna: Aku Enggak Ngitung Yah
Depresi
Pelecehan verbal sangat berisiko untuk membuat seseorang menjadi depresi. Hal ini karena pelecehan verbal akan membuat seseorang kepikiran akan ucapan pelaku.
Gejala depresi yang dialami korban ini sendiri bisa berupa kesedihan berlarut, gangguan tidur, putus asa, dan lain-lain. Depresi yang dialaminya juga bisa terjadi dalam berminggu-minggu bahkan setahun hingga lebih.
Perubahan Suasana Hati
Pelecehan secara verbal juga dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Hal ini akan membuat seseorang sulit mengontrol emosi yang dimilikinya.
Hal ini juga dapat memengaruhi aktivitas fisiknya hingga hubungannya dengan orang lain. Bahkan, kondisi ini juga bisa memengaruhi kepercayaannya terhadap diri sendiri.
Menurunkan Harga Diri
Pelecehan verbal yang dilakukan seseorang akan membuat korban merasa tidak berharga. Hal tersebut akan memengaruhi harga dirinya.
Apalagi, pelecehan verbal ini sendiri biasanya berhubungan dengan pelaku yang merendahkan dan meremehkan korban. Kondisi ini sendiri juga bisa membuuat korban tertekan dan merasa tidak memiliki harga diri.
Rasa Bersalah yang Tidak Tepat
Pelecehan verbal dapat memunculkan rasa bersalah yang tidak tepat. Hal ini biasanya akan membuat korban merasa bersalah jika mengalami sesuatu.
Padahal saat itu dirinya tidak melakukan kesalahan. Namun, karena sering mendapat ucapan serta pelecehan dari orang lain, ia akan merasa bersalah.
Mengisolasi Diri
Pelecehan verbal juga dapat membuat seseorang takut untuk berhubungan sosial. Hal tersebut membuatnya mengasingkan diri dari orang-orang.
Korban juga akan takut mengalami pelecehan dari orang lainnya. Oleh karena itu, biasanya mereka akan mengisolasi dan menutup diri untuk berhubungan sosial.
Merasa Kesepian
Ketika mengalami pelecehan verbal korban akan mengisolasi diri. Akibat dari mengisolasi diri itu yang membuatnya merasa kesepian.
Ia juga akan merasa tidak ada yang menemaninya, bahkan orang-orang terdekatya. Hal ini sendiri akan sangat memengaruhi kondisi mentalnya karena merasa terasingkan.
Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)
Hal lain yang disebabkan pelecehan verbal yaitu gangguan stres pascratrauma (PTSD). Kondisi ini akan membuat korban merasa trauma berat terhadap peristiwa yang dialaminya.
Lebih parahnya, pada beberapa orang PTSD juga akan membuat korban mengalami gangguan pada komunikasi, serta ketakutan yang berlebih.
Korban juga akan terus terbayang-bayang dari pelecehan yang dialaminya tersebut. Oleh karena itu, mentalnya sendiri juga akan terganggu dan berisiko mengalami gangguan jiwa akibat pelecehan verbal.