Pakar di China Ingatkan Ancaman Virus Baru Langya: Dapat Mengganggu Fungsi Hati dan Ginjal

Rabu, 10 Agustus 2022 | 14:53 WIB
Pakar di China Ingatkan Ancaman Virus Baru Langya: Dapat Mengganggu Fungsi Hati dan Ginjal
Ilustrasi Virus (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter di China mengingatkan tentang ancaman virus baru, Henipavirus Langya atau LayV yang teridentifikasi pada 35 orang di Henan dan Shadong, China.

Virus Langya merupakan virus yang bisa membunuh tiga perempat manusia dengan gejala berat. Beruntungnya, dari puluhan kasus infeksi yang terjadi, belum ada satupun korban meninggal dunia. Diberitakan, sebagian besar pasien hanya mengalami gejala ringan seperti flu.

Mengutip Daily Mail, Rabu (10/8/2022), virus baru ini diperkirakan ditularkan oleh tikus atau mamalia kecil dari keluarga yang sama dengan landak atau tikus tanah.

Adapun penelitian terakhir mengungkapkan, virus tersebut pertama kali terdeteksi di manusia pada 2019.

Baca Juga: Gemparkan China, Muncul Virus Flu Burung Varian Baru, Dua Orang Tertular

Menurut pakar virus di China, virus langya ini diprediksi menular secara acak pada manusia, dan saat ini sedang diteliti apakah virus bisa menular dari manusia ke manusia lainnya.

Para peneliti dari Institute Mikrobiologi dan Epidemiologi Beijing ini melaporkan temuan terkait virus langya ini dalam New England Journal of Medicine.

Mereka meneliti seputar kasus pertama yang ditemukan pada Januari 2019, sampai akhirnya ditemukan 14 kasus di tahun berikutnya di 2 provinsi di China.

Selanjutnya setelah pandemi, peneliti menemukan 11 kasus tambahan, dan seterusnya.

Adapun gejala yang paling sering ditemukan pada pasien yang terinfeksi langya, yaitu demam, kelelahan, batuk, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, dan mual.

Baca Juga: Ngeri! Ilmuwan Temukan 70 Ribu Virus Baru di Usus Manusia

Selain itu, ada juga 35 persen di antaranya yang mengalami masalah hati, dan 8 persen lainnya alami penurunan fungsi ginjal.

Peneliti juga melakukan pelacakan virus, untuk melihat apakah virus disebarkan hewan peliharaan atau hewan liar, atau adanya kemungkinan penularan dari manusia ke manusia.

Virus juga ditemukan pada 71 dari 262 tikus yang diteliti di dua provinsi China tempat penyakit mewabah.

Sebanyak 5 persen virus juga ditemukan pada anjing dan 2 persen pada kambing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI