Temuan Baru Peneliti China Jadi Langkah Besar untuk Pengobatan Imunoterapi Kanker

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 10 Agustus 2022 | 01:05 WIB
Temuan Baru Peneliti China Jadi Langkah Besar untuk Pengobatan Imunoterapi Kanker
imunoterapi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Imunoterapi menjadi metode pengobatan yang semakin dilirik ilmuwan. Prinsip sederhananya, imunoterapi memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk bisa melawan sel kanker yang menyebar.

Inilah yang menjadi alasan temuan terbaru peneliti China tentang imunoterapi mendapat perhatian besar. Dalam penelitian yang diterbitkan Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, peneliti berhasil mengidentifikasi reseptor hormon tertentu sebagai target potensial bagi pengobatan imunoterapi.

Reseptor tersebut, yakni melanocortin receptor 5 atau MC5R, bekerja dengan hormon yang disebut α-MSH, yang diproduksi oleh kelenjar pituitari, untuk mendorong pertumbuhan tumor, menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Ilustrasi Kanker (Pexels.com/Anna Tarazevich)
Ilustrasi Kanker (Pexels.com/Anna Tarazevich)

Hal ini ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China yang mengeksplorasi peran sumbu hipotalamus-pituitari dalam kekebalan tumor.

Baca Juga: Dokter Ungkap Ragam Masalah Penanganan Kasus Kanker pada Anak

Dikutip dari Xinhua pada Senin, mereka memeriksa kadar sejumlah hormon pada tikus yang memiliki tumor dan menemukan bahwa level α-MSH pada tikus-tikus itu mengalami kenaikan signifikan.

Menurut makalah itu, peningkatan kadar hormon α-MSH dapat menyebabkan pertumbuhan tumor dalam tubuh manusia dengan mendorong akumulasi sel myeloid dan penekanan kekebalan melalui reseptor MC5R.

Para peneliti mengidentifikasi MC5R sebagai target potensial untuk imunoterapi, yang menyediakan sarana untuk menghambat aksi hormon tersebut.

Menurut Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, sejumlah penelitian terdahulu menemukan bahwa pasien yang menderita depresi dan stres jangka panjang menunjukkan perkembangan tumor yang lebih cepat dan respons yang lemah terhadap imunoterapi kanker.

Hal ini mengindikasikan bahwa sistem saraf dan reaksi stres yang dimediasi memainkan peran penting dalam pertumbuhan tumor dan regulasi kekebalan, paparnya. [ANTARA]

Baca Juga: Tiga Manfaat Porang Bagi Kesehatan, Diantaranya Bisa Cegah Kanker

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI