Suara.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 merupakan titik penting bagi perjalanan bangsa ini. Melalui proklamasi, Indonesia kemudian bisa menjadi negara yang berdaulat seperti saat ini.
Salah satu foto yang paling terkenal merekam momen bersejarah tersebut adalah saat Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur, no. 56, Cikini, Jakarta Pusat. Sementara Wakil Presiden Mohammad Hatta berdiri di sisi kiri.
Lainnya adalah foto upacara dan pengibaran bendera merah putih. Sayangnya, selain momen tersebut, tak banyak foto lain yang mendokumentasikan peristiwa proklamasi.
Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa hanya ada sedikit sekali foto-foto peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang kita ketahui sampai saat ini?
Baca Juga: Dafar 7 Pahlawan Asal Sumbar yang Diabadikan dalam Prangko
Sebuah video viral di TikTok, diunggah akun @harjanto_marimas, seorang pengusaha keturanan dan filantropis keturunan Tionghoa mengungkap alasan di balik hal tersenut.
"Ternyata ada kisahnya. Ternyata yang berhasil memotret peristiwa bersejarah itu hanya dua orang yaitu kakak beradik Frans dan Alex mendur. Orang dari Sulawesi," ungkapnya seperti yang Suara com kutip pada Selasa (9/8/2022).
Sayangnya, lanjut dia, setelah memotret, keduanya ditangkap oleh Kempetai atu tentara Jepang. Hasil potret dari Alex mendur pun dimusnahkan dan dibakar oleh mereka.
"Hasil potret dari Frans mendur untung bisa diselamatkan, dikubur di bawah pohon di kantor berita Asia Raya. Dan setelah keadaan aman, baru kemudian foto itu diproses," ungkapnya.
Nah, untuk mengetahui detil peristiwa tersebut dan mengenal siapa Frans dan Alex Mendur, berikut beberapa fakta menarik lainnya.
Baca Juga: 5 Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bukan Hanya Perjuangan Bebas dari Penjajahan
1. Kakak Beradik yang Berporofesi Sebagai Fotografer
Frans Soemarto Mendur atau yang lebih dikenal dengan nama Frans S. Mendur merupakan seorang fotografer yang lahir pada 16 April 1913 di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara.
Ia berkelana dari kampung halamannya menuju Surabaya kemudian pergi ke Batavia untuk bertemu dengan sang kakak, Alexius “Impurung” Mendur. Sang kakak inilah yang banyak memberikan ilmu-ilmu seputar dunia fotografi kepadanya sehingga ia mulai tertarik dengan kegiatan potret-memotret tersebut.
2. Mendengar Kabar Akan Ada Peristiwa Penting di Kediaman Soekarno
Pada pagi 17 Agustus 1945, Frans Mendur mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya bahwa akan ada peristiwa penting di kediaman Soekarno.
Begitu pula dengan Alex Mendur, yang saat itu menjabat kepala bagian fotografi kantor berita Jepang Domei. Kedua Mendur bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno.
3. Hanya Merekalah Fotografer yang Meliput Pembacaan Proklamasi
Hanya Frans dan Alex Mendur lah fotografer yang hadir untuk meliput pembacaan proklamasi. Hal ini dikarenakan pembacaan proklamasi berlangsung secara spontan tanpa adanya persiapan khusus.
Terlebih, Jepang telah mengaku kalah pada sekutu beberapa hari sebelumnya, kabar tersebut memang belum diketahui luas di Indonesia. Radio masih disegel Jepang dan bendera Hinomaru masih berkibar di mana-mana. Patroli tentara Jepang juga masih berkeliaran dan bersenjata lengkap.
4. Frans Berhasil Mengambil Tiga Foto
Frans berhasil mengabadikan tiga foto, dari tiga frame film yang tersisa. Foto pertama, Soekarno membaca teks proklamasi. Foto kedua, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Foto ketiga, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.
5. Diburu Tentara Jepang
Namun, di tengah proses pengambilan gambar terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Film kamera yang dibawa oleh Alex disita dan plat-plat negatif miliknya juga dihancurkan oleh tentara pasukan Jepang.
Lain halnya dengan Frans, ia lebih cerdik dalam menjaga foto-foto hasil jepretannya dengan mengubur plat-plat negatif miliknya di halaman Kantor Asia Raya. Ketika tentara Jepang menggeledah seluruh hasil fotonya, Frans membuat pengakuan kepada tentara Jepang bahwa negatif film miliknya telah dirampas pihak barisan pelopor pendukung Soekarno.
Setelah suasana lebih aman dan kondusif, ia mengambil negatif film tersebut dan mencetaknya secara diam-diam di kamar gelap Kantor Berita Domei.
6. Dipublikasikan Hampir Satu Tahun Setelahnya
Proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya diberitakan singkat di harian Asia Raya, 18 Agustus 1945. Tanpa foto karena telah disensor Jepang.
Pada bulan September 1945, fotografer-fotografer muda Indonesia bekas fotografer Domei di Jakarta dan Surabaya mendirikan biro foto di kantor berita Antara.
Tanggal 1 Oktober 1945, BM Diah dan wartawan-wartawan eks harian Asia Raya merebut percetakan De Unie dan mendirikan Harian Merdeka. Alex Mendur pun pindah ke Harian Merdeka.
Foto bersejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia karya Frans Mendur tersebut baru bisa dipublikasikan pertama kali pada 20 Februari 1946 di halaman muka Harian Merdeka.