Pasien Serangan Jantung yang Tinggal di London Kemungkinan Bertahan Hidupnya Lebih Tinggi, Kok Bisa?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 09 Agustus 2022 | 11:30 WIB
Pasien Serangan Jantung yang Tinggal di London Kemungkinan Bertahan Hidupnya Lebih Tinggi, Kok Bisa?
Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peluang pasien serangan jantung untuk bertahan hidup turun ke ternyata berpengaruh terhadap tempat ia tinggal. Demikian temuan terbaru sebuah laporan.

Mereka yang tinggal di London dan South East kemungkinan besar akan bertahan hidup ketika terkena serangan jantung.

Daerah-daerah itu dikatakan memiliki dokter jantung NHS terbaik - meski perawatan di daerah lain lebih buruk.

Ratusan nyawa akan terselamatkan setiap tahun jika semua area memiliki perawatan yang sama, kata Institute for Fiscal Studies.

Baca Juga: Ikatan Dokter Anak Gelorakan Dukungan Cuti Melahirkan 6 Bulan

Rumah sakit Inggris menangani 100.000 pasien serangan jantung per tahun - satu setiap lima menit. Tujuh dari sepuluh bertahan.

Ilustrasi serangan jantung. [Envato]
Ilustrasi serangan jantung. [Envato]

Tetapi penulis laporan George Stoye mengatakan: "Ahli jantung dengan keterampilan yang sama tidak tersebar merata."

Dokter lebih baik dalam menyelamatkan pasien di kota-kota kaya, dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Kepala British Heart Foundation Dr Charmaine Griffiths mengatakan: “Di mana pasien tinggal seharusnya tidak menentukan perawatan mereka. 

Di Indonesia, kasus serupa juga terjadi. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengungkap 4 provinsi Indonesia dengan jumlah dokter jantung kurang dari 5 orang, dan membuat pelayanan penyakit jantung tidak maksimal.

Baca Juga: Cocok untuk Wisata Medis, Teknologi Penanganan Ortopedi Indonesia Tidak Kalah dari Luar Negeri

Ketua PERKI, Dr. Radityo Prakoso, SpJP(K) mengakui distribusi dokter jantung di Indonesia belum merata, apalagi jumlahnya masih sangat kurang yaitu 1 dokter jantung melayani 100 ribu penduduk, padahal harusnya 28 dokter melayani 100 ribu penduduk.

"Sebagai contoh yang jumlah dokter jantungnya kurang dari 5, ini masih di Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan Bengkulu," ujar Dr. Radityo dalam acara diskusi Kamis (4/8/2022).

Ia menambahkan dari 54 rumah sakit di 34 provinsi sudah memiliki dokter jantung. Tapi saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta setiap kabupaten Indonesia memiliki satu dokter jantung, dan ini yang belum terpenuhi.

"Masih banyak memang, di kabupaten sekitar 230 kabupaten memang belum memiliki dokter spesialis jantung. Jadi ini baru sampai ke kota ibu kota provinsi," terangnya.

Sehingga saat ini, kata Dr. Radityo, PERKI sedang fokus menambah dan memproduksi dokter spesialis jantung, tujuannya untuk menurunkan angka kematian di Indonesia yang paling tinggi disebabkan penyakit jantung.

"Kita berusaha mengisi lokasi yang kekurangan. Kita masih berproduksi, sebagian dokter jantung yang bekerja di situ sebentar lagi tamat," jelas Dr. Radityo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI