Suara.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) memberikan kiat untuk para orangtua agar tahan godaan memberikan susu formula (sufor), saat payudara ibu belum mengeluarkan banyak ASI.
Dr. Piprim bercerita, bahwa dua hari pertama setelah kelahiran bayi adalah fase krusial. Bila orangtua tidak berhati-hati dan memiliki informasi yang tepat, maka akan terjebak memberikan sufor untuk bayi.
"Di situ mulai deh godaan-godaan terutama keluarga besarnya, yang bilang bahwa, kasihan bayinya menangis meminta susu dan bayinya rewel terus kayak gitu kamu biarin aja. Nah itu termasuk godaan," ungkap Dr. Piprim dalam acara diskusi beberapa waktu lalu.
Menurut Dr. Piprim jika dokter, suami istri, hingga kakek nenek si bayi paham, maka godaan itu tidak akan jadi halangan usaha memberikan ASI eksklusif.
Baca Juga: ASI Belum Keluar Banyak Setelah Melahirkan, Ini yang Harus Dilakukan Oleh Ibu
Ia juga menyebut dua hari setelah kelahiran, bayi cenderung bisa bertahan hanya dengan kolostrum.
"Kolostrum itu cukup, karena dia bawa lemak coklat dalam tubuhnya, lemak coklat itu nanti diubah jadi ketone yang akan menjadi nutrisi untuk otaknya, jadi tidak usah khawatir, biasanya nanti di hari ketiga (ASI lancar)," terang Dr. Piprim.
Sehingga, lanjut Piprim, kunci utama pemberian ASI eksklusif di fase awal yaitu kesabaran.
Sambil seraya orangtua berusaha merangsang ASI keluar dengan lancar, dengan cara membiarkan bayi berusaha menyedot langsung puting ibu.
Meski jumlah ASI-nya sedikit, tapi bayi yang berusaha keras memerah susu langsung dari payudara ibu akan mempercepat air susu keluar lebih lancar.
Baca Juga: 4 Hal yang Sebaiknya Dipersiapkan Menjelang Kelahiran Anak Pertama
"Karena kalau di situ si bayi sudah kemasukan sufor, dan si bayi kenyang maka nyedotnya akan lemah dan kalau si bayi nyedotnya lemah maka produksi ASI nya akan seret juga, dan berputar putar di situ saja," paparnya.
Jadi jika bayi rewel, disarankan orangtua langsung memeluk skin to skin, dan membiarkan ia berusaha menghisap payudara ibu, lalu digendong agar bayi kembali tenang.
"Digendong, dipuk-puk, didoain supaya bayinya tenang dan tunggu tanggal mainnya, maka ASI akan keluar sendiri percaya saja di hari ketiga atau keempat," jelasnya.
Ia juga menyarankan ibu, untuk menjaga asupan makannya, khususnya asupan air minum atau air putih yang disarankan baik konsumsi tiga liter air dalam sehari.
Ketua Satgas ASI IDAI, Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto mengingatkan, selama ASI belum keluar, biarkan bayi menempel di dada ibu selama 30 menit setelah kelahiran.
Dokter dan orangtua juga dipastikan harus memantau kondisi bayi, memastikan tidak kekurangan gizi.
"Tetapi kita juga tidak membabi buta kita tetap memonitor pertumbuhan si bayi, dan berat badan si bayi turun berapa banyak dan berapa persen," tutup Dr. Naomi.