Suara.com - Banyak para ibu khawatir bayinya haus dan kelaparan jika di hari pertama dan kedua setelah kelahiran belum mendapat ASI, lantaran produksi ASI yang keluar dari payudara Ibu masih sangat sedikit.
Menanggapi hal ini, Ketua Satgas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Dr. dr. Naomi Esthernita F. Dewanto meminta ibu dan keluarga tidak perlu khawatir dan panik, karena ASI belum keluar, banyak seringkali hanya keluar beberapa tetes saja selama 2 hari pascamelahirkan, adalah hal yang normal.
Tubuh ini memerlukan waktu untuk secara fisiologis berganti mode dari mengandung bayi ke menyusui bayi. Umumnya, pergantian mode ini dipengaruhi oleh hormon prolactin atau laktogen, yaitu hormon yang berhubungan dengan laktasi atau menyusui.
"Jadi kalo di hari pertama ASI belum keluar, itu hal yang wajar," ujar Dr. Naomi dalam acara diskusi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Posisi Nyaman Menyusui Bagi Ibu Baru
Hormon laktogen ini baru dimulai setelah kelahiran, dan biasanya belum banyak, apalagi di awal kelahiran bayi juga belum makan dan minum banyak ASI, dan umumnya mereka menangis karena butuh kenyamanan dekapan ibu dan kedua orangtuanya.
Dekapan ibu, dan biarkan bayi menyusu langsung dari payudara meski ASI belum banyak, hal ini akan sangat membantu merangsang hormon laktogen diproduksi semakin banyak, sehingga ASI yang keluar akan semakin deras keluar.
"30 jam setelah melahirkan (ASI mulai banyak), tetapi pada saat yang bersamaan si bayi tetap harus menyusu ke ibunya, supaya hormon prolaktinnya tetap terjaga dan naik gitu, kalau dia tidak di stimulasi," tambah Dr. Naomi.
Meski begitu, selama ASI belum keluar dari payudara ibu, sambil membiarkan bayi menempel di dada ibu, dokter juga dipastikan harus memantau kondisi bayi, memastikannya tidak kekurangan gizi.
"Tetapi kita juga tidak membabi buta, kita tetap memonitor pertumbuhan si bayi, dan berat badan si bayi turun berapa banyak dan berapa persen," papar Dr. Naomi.
Baca Juga: Perayaan Pekan Menyusui Sedunia di Indonesia