Suara.com - Belum lama ini viral kisah seorang ayah yang membawa bayi berumur enam bulan dari Tegal ke Surabaya untuk menonton bola dengan sepeda motor. Kejadian tersebut sendiri mengakibatkan bayinya tersebut meninggal dunia.
Kisah ini sendiri diceritakan langsung oleh sosok ayah bayi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @jungkangFamily.
“Akhirnya saya belajar apa makna "Persebaya Sak Tekone Izrail" berkat ketololan yg terbungkus ego dan kesombongan saya, Yang nekat mengajak anak saya yang berusia 6 bulan untuk away dari Tegal ke Surabaya demi melihat @persebayaupdate bertanding home perdana. Semoga cukup saya saja yg tolol,” kata pemilik akun @jungkangFamily dalam cuitannya tersebut, (3/8/2022).
Kejadia tersebut lantas mengundang perhatian banyak masyarakat, termasuk Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A. Pasalnya, menurut dr. Denta sendiri membawa anak dengan motor dapat memberikan berbagai risiko untuk bayi.
Baca Juga: Resep Makanan Bayi 6 Bulan Ide MPASI yang Sehat dan Bergizi
Melalui akun twitter pribadinya, dr. Denta menjelaskan, bayi yang berusia terbilang muda naik motor akan sangat rentan mengalami berbagai masalah di antaranya sebagai berikut.
Cedera kepala-leher-tulang belakang
Bayi yang masih berusia muda naik motor akan berisiko mengalami cedera kepala-leher-tulang belakang. Menurut dr. Denta, hal ini karena 30 persen bobot bayi ada di kepala. Selain itu, bayi juga belum bisa mengangkat kepalanya sendiri. Hal tersebut yang membuat kepala bayi terayun-ayun saat naik motor.
Shaken baby syndrome
Sebab kepala bayi yang terayun-ayun saat naik motor sendiri dapat menyebabkannya mengalami shaken baby syndrome. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi mengalami cedera kepala berat hingga pendarahan di otak.
Baca Juga: Rekomendasi 7 Makanan Bayi 6 Bulan untuk MPASI
“Akhirnya risikonya sangat tinggi untuk cedera kepala berat, perdarahan otak, dll. Bayi diayun2 aja bisa risiko shaken baby syndrome, apalagi kalo naek motor,” jelas dr. Denta dalam cuitannya, Minggu (7/8/2022).
Cedera tubuh
Selain bagian kepala dan leher, tubuh bayi juga berisiko mengalami cedera akibat naik motor. Sebab tubuh bayi yang belum bisa bergerak bebas dapat membuatnya tergencet saat naik motor dan menyebabkan patah rusuk, tungkai, hingga pendarahan rongga perut.
Hipotermia
Risiko lain yang dapat dialami bayi yaitu hipotermia. Saat naik motor, bayi sangat berisiko mengalami kedinginan karena angin. Hal tersebut dapat berisiko bayi mengalami hipotermia yang mengganggu gangguan pernapasan, metabolisme, sampai gangguan kesadaran. Hal tersebut juga dapat membuat bayi menjadi lesu ketika minum bahkan tersedak dan batuk-batuk.
“Risiko lainnya yg dapat terjadi pada bayi adalah hipotermia, atau kedinginan. Bayi! Gak Boleh! Kedinginan! Bayi dengan hipotermia risiko tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan, metabolisme, sampai gangguan kesadaran,” jelas dr. Denta.
Adanya beberapa risiko tersebut, menurut dr. Denta sangat tidak direkomendasikan bayi yang masih berusia muda naik motor. Hal ini juga sangat tidak disarankan meskipun jarak tempuh cukup dekat. Untuk itu, menurutnya lebih baik berpergian dengan kendaraan, logistik, durasi yang sesuai dengan usia dan kondisi bayi.