Ini Penyebab Dokter Spesialis Jantung Hanya Terpusat di Kota Besar Saja

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 10:10 WIB
Ini Penyebab Dokter Spesialis Jantung Hanya Terpusat di Kota Besar Saja
Ilustrasi jantung (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain kekurangan secara jumlah, distribusi atau sebaran dokter jantung di Indonesia juga tidak merata. Bahkan dokter spesialis jantung hanya terkonsentrasi di kota-kota besar saja.

Hal ini dibenarkan Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Oktavia Lilyasari, SpJP(K), FIHA.

Ia mengatakan, dokter jantung tidak bisa bekerja sendiri, tapi memerlukan teknologi dan alat untuk bekerja.

Dokter jantung di Indonesia bekerja secara kuratif atau mengobati penyakit jantung, sehingga membutuhkan alat untuk melakukan tindakan medis. Sayangnya, sebagian besar alat hanya tersedia di kota besar.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Jantung Eddy Gombloh Bengkak

"Kok lebih banyak yang di kota nih, daripada yang di desa. Nah itu tadi, salah satunya adalah karena di tempat yang lebih kecil kadang kadang sarana itu belum terlalu memadai," ujar dr. Oktavia dalam acara diskusi Jumat (4/8/2022).

Beberapa alat yang dibutuhkan seperti USG jantung atau eko-kardiografi untuk mendeteksi anatomi dan kelainan fungsi jantung.

Termasuk membutuhkan alat invasif untuk pengecekan melalui katarisasi jantung, CT Scan, Cardiac MRI dan sebagainya.

Adakalanya dokter jantung juga perlu menjalani tindakan pembedahan jantung, yang juga dalam melakukannya perlu bekerjasama dokter atau tenaga kesehatan (nakes) penunjang lainnya, yang juga umumnya belum tersebar di seluruh Indonesia.

"Dalam melakukan pelayanan cardivaskular ini, kita tidak berjalan sendiri ya, kita didukung juga oleh spesialis spesialis yang lain, otomatis ini harus ada kolaborasi yang baik, dengan kolaborasi yang baik jadi teamwork, ini adalah tugas team work," tutur dr. Oktavia.

Baca Juga: Waduh, Dokter Jantung di 4 Provinsi Ini Tak Sampai 5 Orang!

Ketua PERKI, Dr. Radityo Prakoso, SpJP(K) menambahkan, pemerataan dokter spesialis jantung bukan hanya tugas organisasi profesi.

Ia menyebut perlu keterlibatan berbagai pihak seperti Kemenkes, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Pemerintah Kabupaten Kota, rumah sakit daerah dan swasta, bahkan masyarakat.

"Jadi ini distribusi ini saya kira, bukan monopoli di bidang cardiovaskular ya, ini di semua lini. Jadi jangan dianggap ini khusus dokter jantung aja nih, gak, ini itu semua, ini masalah kita semua," tegas Dr. Radityo.

Kini PERKI juga mendukung Kemenkes yang fokus melakukan reformasi sistem kesehatan Indonesia, salah satunya pemerataan dokter spesialis, termasuk dokter spesialis jantung.

"Sekarang kita sedang memproses ya, menambah produksi dokter jantung. Jadi dengan semakin majunya Indonesia dengan pemerataan di bidang pembangunan ini mulai dikerjakan," tutup Dr. Radityo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI