Suara.com - Konsultasi dengan dokter secara online atau telemedicine kebanyakan dilakukan melalui pesan teks.
Untuk itu, terobosan baru telemedicine dilakukan oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan menyediakan layanan konsultasi online melalui panggilan video.
Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina menyampaikan, telekonsultasi itu bisa diakses melalui aplikasi SmartRSCM by Siap Dok.
Meski layanan tersebut sudah ada sejak tiga tahun lalu, dalam terobisan kali ini SmartRSCM turut menggandeng perusahaan laboratorium Prodia dan farmasi Kimia Farma.
Baca Juga: Sampel dari Jenazah Brigadir J Dibawa ke Lab RSCM
"Kami ingin memudahkan mereka yang di mana pun juga bisa menjangkau dokter spesialis RSCM. Karena kami rujukan tertinggi," kata dokter Lies usai konferensi pers di lobby RSCM Kencana, Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Fitur konsultasi dengan panggilan video tersebut dikatakan sebagai keunggulan juga pembeda SmartRSCM dengan platform telemedicine lain.
Fitur tersebut juga jadi memudahkan dokter dalam lakukan pemeriksaan. Dan pasien pun bisa melakukannya dari mana pun.
"Ini ada videonya, jadi kita bisa lihat kondisi pasien. Kita bisa, 'coba mana lihat bengkaknya. Mana lihat matanya'. Jadi kaya seperti pemeriksaan juga."
"Terus kita bisa ngomong sama orang sebelahnya (keluarga pasien). Kalau chatting, itu bisa di screenshoot, gak boleh, itu rahasia," tuturnya lagi.
Baca Juga: Billy Syahputra Nekat Video Call Berlliana Lovell saat Mandi
Ada sekitar 200 dokter spesialis yang bisa dipilih pasien untuk lakukan konsultasi.
Salah satunya wakil Menteri Kesehatan yang juga Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi dr. Dante Saksono, Sp.PD, PhD, KEMD.
Saat acara konferensi pers tersebut, Dante menyampaikan langsung bawah dirinya akan ikut tergabung di platform tersebut.
"Tadi saya ditawari dokter Lies, siap atau tidak menjadi dokter di SmartRSCM ini? Saya katakan, saya siap. Saya siap melayani pasien sesuai dengan bidang keahlian saya," ucap Dante.
Ia menambahkan, layanan telemedicine menjadi bentuk transformasi digital layanan kesehatan yang juga termasuk salah satu program utama dari Kemenkes saat ini.
Menurut Dante, rumah sakit vertikal di bawah naungan Kemenkes juga perlu turut andil dalam perwujudan transformasi digital layanan kesehatan tersebut.
Ia bahkan menyampaikan bahwa seluruh RS vertikal sebaiknya memiliki platform serupa dengan SmartRSCM untuk memudahkan layanan kepada pasien.
"Namanya layanan kesehatan tidak terkotak dalam satu atap rumah sakit. Dengan adanya konsul online telemedicine, maka RS hanya model institusional secara legal."
"Telemedicine mengubah segalanya karena pelayanan jadi bisa di mana saja. Ketika terjadi emergency pun tetap bisa lakukan konsultasi. Ini fenomena baru, saya harap bisa terus berkembang di RS vertikal lainnya," ujarnya.
Dengan adanya SmartRSCM tersebut juga Dante berharap memudahkan masyarakat untuk bisa menjangkau dan dapatkan layanan konsultasi terbaik.
"Kita tahu banyak dokter hebat di RSCM dan pasien juga dari berbagai daerah. Dengan menggunakan SmartRSCM diharapkan pasien dari daerah bisa ter-cover."
"Bukan tidak mungkin pasien dari luar negeri juga bisa berobat ke Indonesia dan didukung kepraktisan sistem tersebut," kata Dante.
Sayangnya, layanan tersebut baru bisa digunakan dengan pembayaran secara mandiri dan asuransi swasta tertentu.
Dokter Lies menyampaikan, layanan konsultasi belum bisa digunakan bagi pasien BPJS kesehatan karena masing menunggu proses.