Suara.com - Nama Bunga Citra Lestari ikut terseret usai penangkapan penangkapan manajernya, Mohammad Ikhsan Doddyansyah alias Doddy oleh petugas dari Polres Metro Jakarta Barat. Dalam penangkapan tersebut ia diketahui bertanggung jawab atas kepimilikan zat psikotropika.
Manajer BCL itu ditangkap di apartemen yang ditempati. Penangkapan terjadi pada Kamis (4/8/2022).
"Barang bukti sabu, inex dan H5 (Happy Five)," kata Direktur Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya Kombes Pol Mukti Juharsa, Jumat (5/8/2022).
Dari berbagai barang bukti Happy Five menjadi salah satu yang cukup populer. Happy five adalah jenis obat keras bernama nimetasepam untuk gangguan psikologi. Melansir dari hellosehat.com, obat ini diresepkan untuk pasien dengan gangguan tidur seperti insomnia dan kejang otot.
Baca Juga: Ditangkap, Polisi Amankan Sabu dan Happy Five dari Tangan Manajer Bunga Citra Lestari
Dokter akan meresepkan obat ini ketika pasien tidak merespons jenis obat lainnya. Dalam kata lain, dokter memberi obat ini jika terpaksa dan mengonsumsinya pun tidak bisa sembarangan.
Karena itu, konsumsi narkoba jenis happy 5 ini efeknya cukup berbahaya meskipun dalam dosis rendah. Biasanya happy five sebagai obat akan menimbulkan efek samping seperti sakit perut, lingling, pusing, tremor, dan diare.
Sedangkan, konsumsi happy five sebagai narkoba atau tanpa resep dokter bisa mengakibatkan ketergantungan. Bahkan, berhenti mengonsumsi narkoba jenis ini juga akan menyebabkan sakau dengan gejala-gejala lain.
Gejalanya mulai kecemasan berlebihan, jantung berdegup cepat, keringat berlebih, kram perut, gemetar parah, kram perut, kejang-kejang hingga kematian.
Dalam jangka panjang, sebuah penelitian telah membuktikan bahwa narkoba happy five bisa meningkatkan risiko berbagai jenis kanker dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Doddy Manajer Bunga Citra Lestari Simpan Banyak Jenis Narkoba di Apartemen, Ada Sabu hingga Inex
Karena itu, konsumsi narkoba happy five bukannya membuat seseorang 'happy' seperti sebutannya, tetapi justru mengancam nyawa.