Suara.com - Kasus cacar monyet terus meningkat secara global dan dua kasus kematian terkait penyakit tersebut telah ditemukan di Eropa.
Secara umum, gejala cacar monyet ini termasuk ruam, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Tapi, studi yang diterbitkan dalam British Journal Dermatology dengan meninjau 185 kasus cacar monyet telah mengidentifikasi masalah kulit baru yang mungkin merupakan gejala baru penyakit tersebut.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa gejala cacar monyet sekarang ini tidak biasa dan ada bukti bahwa penularan penyakit ini disebabkan oleh kontak kulit ke kulit ketika berhubungan seks," kata Dr Ignacio García Doval, koordinator penelitian dari Akademi Dermatologi Spanyol dikutip dari Mirror UK.
Baca Juga: Warganya Ada yang Terpapar Cacar Monyet, Ini Hasil Pemeriksaan Dinkes Cianjur
Pada kasus cacar monyet baru-baru ini, penderita cenderung mengembangkan lesi kulit yang jauh lebih sedikit dan sering kali berada di satu lokasi.
Tapi sekarang, para ahli mengidentifikasi gejala cacar monyet baru pada kulit yang berupa pseudo-pustula.
Cacar monyet atau monkeypox yang berasal dari keluarga virus yang sama yang menyebabkan cacar bisa memicu gejala berupa pustula, yakni lesi berisi nanah yang mirip bisul.
Tapi, petugas medis telah menemukan gejala baru cacar monyet berupa pseudo pustula pada beberapa pasien baru. Pseudo-pustula mirip dengan pustula, tetapi berwarna putih dan padat yang tidak bernanah.
Bila lapisan atas pustula tipikal bisa dikerok atau mengandung nanah, lesi pseudo pustula lebih menyerupai bisul. Gejala kulit ini harus diwaspadai untuk mencegah penularan dan penyebaran cacar monyet atau monkeypox.
Baca Juga: Hasil Tes Pasien Suspek Cacar Monyet di Jawa Tengah Negatif
Orang yang telah terinfeksi cacar monyet biasanya mengalami gejala seperti demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan berkeringat.
Ruam yang berbeda pecah antara satu sampai empat hari infeksi, dengan lesi berkembang sebagian besar di wajah serta di atas telapak tangan, telapak kaki dan mukosa (lapisan dalam hidung dan mulut yang lembab).
Lesi ini umumnya berkeropeng dan akan sembuh dalam waktu 2 sampai 4 minggu. Tapi, jaringan parut sekunder akibat ruam pustula ini bisa terasa sangat gatal.
Namun, komplikasi dapat terjadi pada beberapa orang dengan cacar monyet termasuk ensefalitis, pneumonia, infeksi kulit bakteri sekunder, serta kehilangan penglihatan.
Bayi, anak-anak, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih besar terkena komplikasi cacar monyet.