Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia telah menyuarakan tingkat siaga tertinggi terkait wabah cacar monyet yang sedang berkembang. WHO pun menyebut cacar monyet ini sebagai darurat kesehatan global.
Artinya, sekarang WHO memandang wabah cacar monyet itu sebagai ancaman yang cukup signifikan bagi kesehatan global. Sehingga respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk mencegah virus menyebar lebih jauh dan berpotensi menjadi pandemi.
Meskipun deklarasi ini tidak memaksakan setiap negara menerapkan aturan yang ketat untuk mencegah penyebaran cacar monyet, tetapi ini bisa menjadi peringatan.
WHO hanya mampu mengeluarkan pedoman dan rekomendasi mencegah penularan cacar monyet kepada publik, bukan mandat.
Baca Juga: Sejumlah Pemain Persija Terserang Virus Jelang Lawan PSM, Michael Krmencik Dirawat di Rumah Sakit
Di samping itu, semua negara diwajibkan untuk melaporkan setiap kasus cacar monyet yang menimbulkan ancaman kesehatan secara global.
Sebelumnya dilansir dari CNBC, badan PBB menolak untuk menyatakan wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat global.
Namun, infeksi cacar monyet ini telah meningkat secara substansial selama beberapa minggu terakhir. Sehingga, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan peringatan siaga tertinggi tersebut.
Sebelum pengumuman wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, komite darurat WHO bertemu untuk mempertimbangkan bukti dan membuat rekomendasi terkait cara mencegah penularannya.
"Wabah cacar monyet ini sudah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, melalui mode penularan baru. Karena itu, kami memutuskan wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global," ujar Tedros, selaku kepala WHO.
Baca Juga: Bukan Cacar Monyet, Beberapa Warga Cianjur Ternyata Terjangkit Virus Ini
Lebih dari 16.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di lebih dari 70 negara sepanjang tahun 2022.
Jumlah infeksi cacar monyet pun naik 77 persen dari akhir Juni hingga awal Juli 2022. Pria yang berhubungan seks dengan pria atau lelaki gay pun paling berisiko tinggi terkena infeksi cacar monyet.
Pakar utama WHO tentang monkeypox, Dr. Rosamund Lewis, mengatakan 99 persen kasus yang dilaporkan di luar Afrika terjadi di antara pria dan 98 persen infeksi cacar monyet terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan.
Meski begitu, WHO dan CDC telah menekankan bahwa siapa pun dapat terkena cacar monyet terlepas dari orientasi seksualnya. Walaupun penularannya juga masih rendah.
WHO dan CDC telah berulang kali memperingatkan agar tidak menstigmatisasi pria gay dan biseksual terkait penyakit cacar monyet ini.
Sementara pada waktu yang sama, mereka menekankan pentingnya mengkomunikasikan kenyataannya kepada kelompok berisiko agar bisa mengambil tindakan pencegahan.