Infeksi Cacar Monyet pada Anak Bisa Lebih Parah, Ini Lho Risikonya!

Jum'at, 05 Agustus 2022 | 08:39 WIB
Infeksi Cacar Monyet pada Anak Bisa Lebih Parah, Ini Lho Risikonya!
Ilustrasi cacar monyet - gejala cacar monyet pada anak dan dewasa (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli telah mengungkapkan hal-hal yang perlu diketahui orangtua mengenai cacar monyet pada anak-anak. Hal ini diungkapkan setelah 4 anak dan 1 laki-laki remaja usia 15 tahun di AS terinfeksi cacar monyet.

Secara umum, jumlah kasus cacar monyet ini cenderung lebih sedikit dibandingkan epidemi virus lainnya.

Tapi, para ahli memperingatkan bahwa anak-anak di bawah usia 8 tahun berisiko tinggi mengalami gejala parah akibat cacar monyet.

Cacar monyet biasanya menyebabkan penyakit ringan dengan gejala mirip flu dan ruam yang membaik dengan sendirinya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet memiliki tingkat kematian 3 hingga 6 persen. Bahkan dua kematian akibat cacar monyet sudah dilaporkan di Spanyol.

Ilustrasi Cacar Monyet (Shutterstock)
Ilustrasi Cacar Monyet (Shutterstock)

Jimmy Whitworth, seorang Profesor Emeritus, London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan semua orang yang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi bisa tertular virus cacar monyet.

Cacar monyet dapat menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit yang dekat atau melalui permukaan sekunder seperti pakaian, tempat tidur, atau handuk.

Penyebaran cacar monyet ini juga berbeda-beda di negara-negara Barat dibandingkan dengan Afrika. Sebagian bear kasus cacar monyet di Eropa, AS, dan Kanada menyebar melalui kontak dekat, seperti berhubungan seks.

Laki-laki gay dan biseksual adalah kelompok yang berisiko menyebarkan virus cacar monyet.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Jantung Agar Terhindar dari Komplikasi, Kondisi yang Menyebabkan Eddy Gombloh Meninggal Dunia

“Infeksi pada anak-anak relatif lebih umum di negara-negara Afrika, di mana biasanya didapat melalui kontak dengan satwa liar," kata Dr Hugh Adler, seorang ahli ilmu klinis di Liverpool School of Tropical Medicine dikutip dari The Sun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI