Suara.com - Sebuah penelitian menemukan bahwa pembengkakan penis dan nyeri dubur juga termasuk gejala infeksi cacar monyet.
Selama tahun 2022, sudah ada lebih dari 20.000 kasus cacar monyet, penyakit langka yang biasanya ditemukan di beberapa negara bagian Afrika Tengah dan Barat.
Namun, belakangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit sudah mengidentifikasi kasus cacar monyet ini seluruh dunia.
Umumnya, infeksi cacar monyet ini berawal dari gejala mirip flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kekurangan energi parah disertai pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca Juga: Heboh Dokter RSUD Jombang Potong Kepala Bayi, Ini Risikonya Distosia Bahu
Selanjutnya, orang yang terinfeksi cacar monyet ini bisa mengalami ruam yang biasanya muncul 1-3 hari setelah demam.
Pada awalnya, dilansir dari News Week, lesi akibat cacar monyet ini biasanya muncul pertama kali di wajah sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Hanya saja, gejala cacar monyet sekarang ini mungkin berbeda dengan sebelumnya setelah melelui pengamatan. Studi BMJ terbaru memberikan bukti lebih lanjut tentang orang yang terinfeksi cacar monyet menderita gejala yang tidak biasa.
Pada penelitian ini, tim dari Guys and St Thomas' NHS Foundation Trust di London, mengkarakterisasi fitur klinis infeksi cacar monyet pada 197 pasien yang positif terinfeksi penyakit tersebut.
Semua peserta adalah laki-laki, yang mana 196 orang gay, biseksual, atau suka berhubungan seks dengan laki-laki.
Baca Juga: Bayi Meninggal di RSUD Jombang Alami Distosia Bahu, Begini Penanganan yang Tepat
Meskipun wabah cacar monyet ini sangat berisiko menyerang kelompok gay, semua orang tetap bisa mengalaminya.
Di antara 197 pasien dalam penelitian ini, semuanya mengalami lesi yang paling sering muncul di area alat kelamin atau sekitar anus.
Para peneliti juga menemukan bahwa 71 pasien mengalami nyeri dubur atau nyeri saat buang air besar.