Suara.com - Peneliti berhasil menjaga organ dalam babi tetap hidup meski sudah mati dengan menggunakan sistem baru disebut OrganEx. Prosedur ini memastikan fungsi seluler tertentu dari organ vital hewan tetap bekerja.
Di masa depan, sistem OrganEx berpotensi digunakan untuk membantu memulihkan organ manusia dalam prosedur transplantasi.
Proses ini dapat memperbanyak ketersediaan organ untuk transplantasi dengan membalikkan efek iskemia pada organ yang disumbangkan, sebuah kondisi ketika organ mengalami kerusakan akibat aliran darah dan suplai oksigen yang tidak memadai, menurut Live Science.
Namun, teknologi tersebut tidak akan diterapkan pada manusia hidup atau organ yang disumbangkan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Teknologi Jaringan Transplantasi Organ di AS Disebut Ketinggalan Jaman
"Ini sangat jauh dari penggunaan pada manusia," kata penulis studi Stephen Latham, direktur Interdisciplinary Center for Bioethics, Selasa (2/8/2022) dalam konferensi pers.
Percobaan pembuktian konsep pada babi menunjukkan bahwa sistem OrganEx dapat memulihkan beberapa fungsi seluler di organ, setelah darah berhenti mengalir ke organ tersebut.
Tetapi, tingkat pemulihannya berbeda antar organ.
"Kita perlu mempelajari lebih detail sejauh mana masalah iskemik dipulihkan pada berbagai jenis organ sebelum bereksperimen pada manusia, yang menderita anoksik, yang berarti kerusakan organ akibat kekurangan oksigen," sambungnya.
Tim berencana untuk mempelajari OrganEx di lebih banyak penelitian pada hewan.
Baca Juga: 15 Anak yang Terinfeksi Hepatitis Akut Misterius Membutuhkan Transplantasi Hati