CDC Ungkap Kondisi Cacar Monyet yang Berujung Kematian, Mesti Waspada

Kamis, 04 Agustus 2022 | 15:23 WIB
CDC Ungkap Kondisi Cacar Monyet yang Berujung Kematian, Mesti Waspada
Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo, 1996 hingga 1997, menunjukkan lengan dan dada seorang pasien dengan lesi kulit akibat cacar monyet, dalam gambar tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. (CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters/as)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah 9 kasus suspek cacar monyet Indonesia dinyatakan negatif. Kini kembali ditemukan satu kasus suspek cacar monyet baru di Jawa Tengah, yang saat ini sedang menjalani pemeriksaan.

Cacar monyet adalah penyakit akibat infeksi virus monkeypox, yang menyebabkan penderitanya alami ruam akut seperti papula (jerawat menonjol), vesikel atau pustula (jerawat berisi nanah) yang tidak bisa dijelaskan di negara non endemis atau negara selain Afrika.

Meski belum bisa dipastikan satu kasus suspek tersebut adalah cacar monyet, tapi tidak sedikit masyarakat yang khawatir dengan perkembangan cacar monyet.

Lalu, yang jadi pertanyaan bisakah cacar monyet menyebabkan kematian?

Baca Juga: Bharada E Bisa Dilindungi Asal Jadi Justice Collaborator, Ini Penjelasan LPSK

Mengutip situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC, Kamis (4/8/2022) menunjukan cacar monyet jarang yang berakibat fatal atau kematian. Data menunjukan lebih dari 99 persen orang yang terinfeksi penyakit ini kemungkinan besar mampu bertahan hidup.

Tapi tetap ada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti anak di bawah usia 8 tahun, orang dengan riwayat eksim atau penyakit kulit, orang yang sedang hamil dan menyusui kemungkinan besar bisa alami gejala berat, parah bahkan hingga meninggal.

"Meskipun jenis Afrika Barat jarang berakibat fatal, gejalanya bisa sangat menyakitkan, dan orang mungkin memiliki jaringan parut permanen akibat ruam," jelas CDC.

Telapak tangan pasien kasus cacar monyet dari Lodja, sebuah kota di dalam Zona Kesehatan Katako-Kombe, terlihat selama penyelidikan kesehatan di Republik Demokratik Kongo pada 1997. [ANTARA/Brian W.J. Mahy/CDC/HO via Reuters/rwa/djo]
Telapak tangan pasien kasus cacar monyet dari Lodja, sebuah kota di dalam Zona Kesehatan Katako-Kombe, terlihat selama penyelidikan kesehatan di Republik Demokratik Kongo pada 1997. [ANTARA/Brian W.J. Mahy/CDC/HO via Reuters/rwa/djo]

Adapun untuk cacar monyet yang disebabkan virus monkeypox Basin Kongo, memiliki tingkat kematian sebesar 10 persen.

Penyakit ini bisa menular dengan cara yang beragam, misalnya melalui kontak langsung dengan ruam infeksi seperti koreng atau cairan tubuh, maupun nanah yang keluar dari infeksi kulit tersebut.

Baca Juga: 7 Gejala Cacar Monyet pada Anak dan Dewasa, Waspadai Ciri-cirinya!

"Juga bisa menyebar melalui sekresi pernapasan dengan kontak tatap muka yang berkepanjangan, atau selama kontak fisik yang intim, seperti berciuman, berpelukan, atau berhubungan seks. Selain itu, ibu hamil dapat menyebarkan virus ke janinnya melalui plasenta," tambah CDC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI